Mohon tunggu...
Ari Indarto
Ari Indarto Mohon Tunggu... Guru - Guru Kolese

Peristiwa | Cerita | Makna

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Meja Makan Tak Bertuan

4 November 2023   22:52 Diperbarui: 4 November 2023   23:19 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perang (Sumber: RosZie-pixabay.com)

Keduanya saling berpandangan dalam kemarahan. Perlahan redup wajah kemerahan keduanya, terdiam seluruh ruangan. Para punggawa tak berani bergerak, semuanya terdiam dalam ruangan sempit menuju ruang makan. Kekuasaan seolah lenyap, tergopoh-gopoh tak berharga. Rasa malu, rasa beralah, rasa tak berharga lenyap bersama angkara murka yang datang tiba-tiba. Kini, segala rasa bekelana mengetuk wajah paduka. 

Ruangan dengan meja makan itu ternyata telah menghentikan semua pertikaian. Sebuah kedurhakaan, kemarahan, kebencian yang selalu terbangun dalam hati sang anak untuk menguasai istana luluh begitu saja. Keberanian, kekalahan, keserakahan sang raja untuk berkuasa mengelupas dari lubuk kekuasaan. 

Di meja makan itulah, sang raja akan mengakhiri kekuasaan. Rakyat terdiam menunggu akhir pertunjukan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun