Awards. Hari ini, aku tidak setuju dengan pilihanku. Nama-nama hebat terpampang menghiasai Kompasiana adalah orang hebat. JIka satu dipilih, yang lain terlupakan. Tidak ada pilihan hebat dalam ujung jati penentu kemenangan.Â
Dua bulan lalu, keramaian berita di koran seputar pilihan ganda yang mulai dimusnahkan dan dianggap begitu banyak menelan korban. Pilihan ganda hanya membuat orang lain mandul, dangkal, dan instan. Satu pilihan terbaik itu tidak akan membuktikan kehebatan seseorang. Pilihan ganda membuat  lahirnya generasi pemalas. Namun, pilihan harus ditentukan, meski tanpa menghitung kancing baju atau mendengar suara tokek. Â
Lain dengan model soal pilihan ganda, sajian Kompasiana Awards lekat dengan kualitas pilihan. Mereka yang mumpuni layak dipilih. Pilihan itu harus dipilih bukan karena  benar, tapi terkadang kedekatan dan nepotisme harus menentukan foto unggulan. Siapa pengikut siapa, berapa pengikut sungguh menentukan irama kemenangan.Â
Jangan berharap dengan satu atau dua pengikut kemenangan dapat digenggam. Lewat gambar tokoh yang  cantik dan ganteng dalam rangkaian pilihan itu adalah sebuah kemenangan. Kehebatan setiap tokoh begitu jelas, bukan hanya dari senyuman, tetapi dari profil yang ditampilkan.Â
Hiruk-pikul pilihan presiden memang telah terasa. Namun, keramaian Kompasiana Award toh tidak berkurang dan tak kalah semarah. Tokoh-tokoh hebat yang ditampilkan dalam beragam pilihan adalah tokoh yag telah malang melintang menghasilkan karya berbobot dan berkualitas mumpuni. Tidak ada kata jalan pintas, apalagi menggukan MK untuk mendongkrak pengikut dan menemukan kerabat untuk menentukan pilihan. Tidak perlu gugat-menggugat, tidak perlu berebut pengaruh kuat. Â
Pilihan itu harus dipilih bukan karena  benar, tapi terkadang kedekatan dan nepotisme harus menentukan foto unggulan. Siapa pengikut siapa, berapa pengikut sungguh menentukan irama kemenangan.Â
Mereka yang telah ditentukan dengan beragam keistimewaan tidak perlu lagi mendaftar ke KPU, tidak perlu lagi mengumbar janji lewat mobil bak terbuka apalagi harus berdiri sesat sebagai ketua partai. Kompasiana awards bukan ajang kepura-puraan, apalagi ajang untuk melampiaskan kegelisahan. Â
Kompasiana Awards tidak akan memilih mereka yang tidak sehat jasmani dan rohani. Tidak perlu surat keterangan sehat dari pihak manapun. Kompasiana Awards juga tidak butuh batasan usia. Siapapun yang mempunyai usia dan bisa menghasilkan tulisan layak mendapat kemenangan. Ada mereka yang berusia muda, dewasa. Â dan tua. Â Di Kompasiana, segala usia bisa memberi dan menerima kebaikan.Â
Kompasiana Awards tidak perlu harus menjadi pejabat daerah untuk memperoleh kemenangan. Tidak harus menjadi wali kota, tidak perlu menjadi gubernur, tidak perlu menjadi menteri, tidak perlu menjadi anggora legislatif. Semua orang bisa tinggal di rumah Kompasiana dan menjadi pemenang Kompasiana Awards.Â
Perjalanan untuk mendapatkan kemenangan adalah perjalanan panjang dengan segudang pengalaman. Meski terkadang kebosanan selalu menghinggapi untuk menghasilkan sebuah tulisan, hadir sebagai calon kompasiana Award adalah sebuah penghargaan dan kebanggaan. Â Gaung politik, janji-janji palsu tidak perlu karena keluarga besar Kompasiana selalu tampil sesuai realita dan bukti nyata. Pengalaman hidup adalah sajian indah untuk dibagikan.Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!