Getsemani
Kehijauan menghias sebuah peristiwa,
Daun pohon zaitun kekar,
Membakar hati dan sukma,
Saat Dia sejenak bertahan,
Mengucap kata,
Sepanjang peristiwa,
Saat aku duduk dan memandang,
Sebongkah batu,
Harus tercium,
Peristiwa kelu kan berbalur,
Pertanda kebebasa manusia
Segera bermula.
Aku tak kuasa,
Bersujud mencium,
Baru besar pertanda
Kesetiaan untuk kita,
Tak pernah selesai.
Penebusan segera tiba,
Dan aku tetap meneteskan
Air mata tanda tak berdaya.
Aku terus mendaraskan,
Kata-kata tak bernakna,
Pada dinding gereja
Yang terus dipenuhi
Pendosa dan pendosa,
Menatap Sang Puja bersabda,
Dalam jutaan peristiwa
Tak berulang.
Saatnya aku menyerahkan diri,
Saatnya aku mengorbankan hati,
Saatnya aku mendiamkan raga.
Bersujud, menyembah dia,
Selamanya.
Aku hadir di taman ini,
Karena dia mengundangku,
Melukiskan wajah-Nya,
Pada kata bermakna.
Aku di Taman Getsemani.
Getsemani, 16 September 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H