Mohon tunggu...
Ari Indarto
Ari Indarto Mohon Tunggu... Guru - Guru Kolese

Peristiwa | Cerita | Makna

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Perjalanan Panjang Merengkuh Batas Usia

26 Agustus 2023   22:14 Diperbarui: 26 Agustus 2023   22:31 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesetiaan (Sumber:viniciusemc2-Pixabay.com

Usia. Perjalanan panjang menuntun usia semakin nyata. Meski tak banyak orang sanggup menerima, menghadirkan kembali setiap langkah kisah perjalanan menjadi perayaan yang setiap saat dihadirkan.

Ada beragam perasaan terpendam yang biasa muncul saat usia semakin nyata menaiki tangga kehidupan. Satu per satu melepas masa lalu untuk menghadirkan kembali harapan baru, bukan muncul hanya dalam setiap peristiwa yang telah dialami. Pergantian selayaknya menjadi sebuah dunia baru yang terus berburu dengan segala macam lagu kehidupan. Karena sebenarnya jalan menuju batas usia tidak selalu dipenuhi keinginan yang nyata. 

Sesaat dalam perjalanan kehidupan tak pernah tergoyahkan, sebuah keluarga hadir memberi makna, bahwa selalu ada keinginan yang tertunda dan tak meski terjalin dalam satu tujuan yang sama. Keluarga ini telah membentuk sebuah dunia yang terus dihadirkan dan tak tergoyahkan  dengan beragam tantangan. 

Pagi itu, Sang Bapak genap berusia lima tahun, dalam perjalanan panjang menghidupi dua orang anak dan seorang istri yang setia menyajikan teh saat senja tiba. Sebuah rutinitas yang tak pernah dihilangkan meski usia perkawinan hampir mendekati dua puluh lima tahun berjalan. Sebuah kesederhanaan yang selalu ditampilkan dalam secangkir teh. Meski sajian teh pahit tanpa gula terkadang begitu kental dan begitu pahit terasa hingga rasa gula tak terasa lagi. 

Duduk di sebuah kursi kayu jati kokoh meski terasa reyot cukup menghiasi keseharian Sang Bapak yang semakin dipenuhi kerutan. Cerita-cerita perjuangan panjang mempertahankan hidup sesaat hadir dalam setiap canda tawa bersama keluarga tercinta. Ada kalanya keramaian di rumah itu tiba-tiba hadir, sesaat kesunyian hadir begitu cepat, saat semuanya mulai beranjak menentukan arah hidup masing-masing. Karena tanpa rutinitas perjanalan yang harus dipertahankan, selamanya kisah tak kan terulang. 

Sebuah kesederhanaan yang selalu ditampilkan dalam secangkir teh. Meski sajian teh pahit tanpa gula terkadang begitu kental dan begitu pahit terasa hingga rasa gula tak terasa lagi.

Sang Bapak tetap menatap cahaya pagi dalam rangkaian suasana pagi. Di pagi nan membuta, terbangun untuk menyisakan tenaga dampai senja untuk bersua. Dalam kelurga nan setia menyapa, segala rupa doa terus tak terlupa. Istri tercinta duduk dan hening di sebuah kursi panjang di pojok kamar. Untuk Sang Bapak yang mempertaruhkan hidup, dia tak lupa berucap merangkai kata untuk Sang Pencipta. 

Hari ini, Sang Bapak terus bekerja, menjalani perjalanan panjang untuk mengukir sebuah harapan. Perjalanan panjang selalu dimulai dirumah kecil tak berpagar. Perjalanan panjang salalu berakhir di sebuah rumah tanpa pagar. Rumah kecil itu menjadi saksi ada mulai dan akhir sebuah nilai. 

Kembali meneruskan rutinitas, Sang Bapak terus bergulat, menemukan sebongkah senyum yang selalu tersembunyi dalam wajah istimewa sang istri. Untuk membangkitkan senyuman itu, setiap hari sapaan nyata istri tercinta tak terlupa hadir dari segenap hati dan jiwa. Aku hadirkan diriku dalam dia yang membangkitkan semangatku. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun