Kemerdekaan. Bukan sekadar hura-hura tanpa makna, gagasan dalam sebuah pertemuan kolaborasi semakin menguatkan peran generasi muda untuk menentukan gerak langkah pasti. Ragamuda menjadi sebuah cara bagaimana anak muda merayakan kemerdekaan dengan memperjuangkan toleransi.
Saatnya anak muda mengambil peran penting dalam mempertahankan kemerdekaan. Perjuangan para pahlawan akan terasa sia-sia jika kemerdekaan yang telah diperjuangkan tak menghasilkan apa-apa.Â
Persatuan dan kesatuan bangsa menjadi sebuah komitmen yang terus-menerus dihidupi, bukan hanya oleh generasi tua, tetapi diperlukan peran penting seluruh masayarakat. Generasi muda sebagai pemilik masa depan selayaknya terus dilibatkan untuk mempertahankan kemerdekaan.Â
Sebagai bangsa merdeka terkadang kita merasakan bahwa hak-hak kemerdekaan banyak dilanggar oleh sebagian masyarakat kita sendiri. Hak ekonomi begitu timpang karena sebagian kekayaan alam dikuasai keserakahan sebagian pengusaha.Â
Hak politik terkadang begitu dikendalikan oleh banyaknya uang yang menguasai partai-partai tertentu. Bahkan hak beragama tidak lepas dari sering terjadinya intoleransi dan pembatasan hak beribadah. Kita telah merdeka, tetapi kemerdekaan itu belum menjadi hak azasi yang sebenarnya dijamin negara.Â
Intoleransi dalam beragam bentuk, misalnya pemaksaaan cara beribadah, pelarangan ibadah, sampai pengusiran warga karena berbeda keyakinan seolah menjadi riak persatuan bangsa ini. Kita masih sering mendengar, betapa sulitnya menghargai perbedaan.Â
Seolah bangsa Indonesia hanya dibangun oleh satu cara pandang dan cara hidup. Padahal, seperti halnya kemerdekaan yang telah diperjuangkan oleh pendahulu bangsa, mereka berjuang tanpa melihat dan tergantung latar belakang. Perjuangan mempertahan bangsa selayaknya harus terus dijaga oleh mereka yang merasa memiliki rumah besar; Indonesia.Â
Perjuangan mempertahan bangsa selayaknya harus terus dijaga oleh mereka yang merasa memiliki rumah besar; Indonesia.Â
Kolaborasi dalam Ragamuda