Kini pembangunan JIS dan TIM memang sudah selesai. Namun, pembangunan dua bangunan itu memang sejak awal dihantui beragam masalah yang belum selesai. Apalagi perencanaan pembangunan tidak dilakukan secara matang. JIS sebagai stadion yang seharusnya bertaraf internasional tidak menunjukkan ciri khas sebagai sebuah stadion yang berskala internasional. Apalagi, tempat yang seharusnya diperuntukkan sebagai sarana olah raga, tetapi lebih banyak digunakan untuk beragam acara lain.Â
Begitu juga dengan kegiatan seni dan budaya yang seharusnya dilaksanakan di TIM. Beragam acara yang digagas Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) Â tidak bisa dilaksanakan. Kegiatan kesenian dan kebudayaan tak berjalan sesuai jadwal yang direncanakan, seolah dikalahkan oleh beragam kegiatan komersial. Apalagi kegiatan seni dan budaya harus melewati perizinan yang begitu panjang.Â
Jakarta memang telah memiliki dua bangunan istimewa untuk menunjukkan sebagai kota yang peduli olahraga, seni dan budaya. Namun, keberadaan dua bangunan yang telah dibangun dengan biaya yang sangat mahal itu ternyata tidak menunjukkan standar untuk penyelenggaraan olahraga, seni dan budaya tingkat intenasional. Mewujudkan Jakarta sebagai kota olahraga dan seni tingkat internasional ternyata harus tertunda. Banyak masalah yang harus terus dibenahi agar kedua tempat tersebut sesuai peruntukan awal dibangun dan direvitalisasi.Â
Masalah harus segera diselesaikan agar Jakarta memang pantas untuk menggelar berbagai acara internasional. Jika kedua tempat memang belum layak menjadi tempat penghelatan acara berskala Internasional, semestinya perbaikan segera dilakukan agar JIS dan TIM yang dibangun dari kocoran dana pajak rakyat Jakarta tidak mangkrak dan tinggal cerita.Â
Kita tidak ingin kisah mangkraknya Graha Baruda Tiara Indonesia (GGTI) di Cilengsi, Bogor atau pembangunan pusat pendidikan dan pelatihan olahraga bertaraf internasional di Hambalang terulang kembali. Selayaknya Jakarta terus berbenah.Â
Sumber referensi:
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H