Mohon tunggu...
Ari Indarto
Ari Indarto Mohon Tunggu... Guru - Guru Kolese

Peristiwa | Cerita | Makna

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Rumah Puisi: Hikayat Anjing dan Pernikahan si Kaya

29 Juli 2023   08:59 Diperbarui: 29 Juli 2023   09:13 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hikayat Anjing dan Pernikahan Kaya

Seekor anjing menggonggong pada tuannya,Berteriak sekuat tenaga,
Sampai napas tersengal dan berdaya,
Terus-menerus mengusik welas,
Hanya sesaat kesetiaan tiba,
Sesaat musnah hilang lenyap.

Seekor anjing menggonggong tak berdaya,
Kaki penuh luka, badan penuh darah,
Usai perkelahian dengan tetangga,
Kebenciannya memuncak,
Kegelapan pandangannya berkuasa,
Tenaga angkara murka berkuasa.

Seekor anjing menggonggong dalam kelaparan,
Tak ada makan disantap, kering kerontang
Sebuah mangkok kecil kehinaan,
Tetap tidak ada,
Makan hari ini,
Tiada juga, meski dalam keluarga.

Seekor anjing menggong pada tuanya,
Menagih  janji sehidup semati,
Sematkan kasih sayang,
Tanpa batas keraguan.

Seekor anjing menggonggong di sebuah hutan,
Belantara kegelapan mengumandangkan doa,
Saat sepasang kekasih terjalin cinta,
Anjing itu menggong mencari tuanya.

Sesekor anjing menggonggong,
Bermahkota dan berbudaya,
Acara peradaban menuntut pasangan,
Meski seekor anjing berganti empunya,

Seekor anjing tak pernah lagi menggonggong,
Karena pernikahan terbatas mengambil muka,
Selera terbatas,
Namun, anjing tetap setia,
Karena sebuah pertemuan setia
Meski menisbikan kebohongan kabar tak nyata.

Anjing tak lagi menggonggon,
Karena kesetiaan terus dibangun,
Manusia kabur,
Mencari batas usia  tak hilang,
Namun, dalam adat jawa segalanya ada,
Kita bukan penguasa,
Kini anjing-anjing itu menjadi penguasa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun