Mohon tunggu...
Ari Indarto
Ari Indarto Mohon Tunggu... Guru - Guru Kolese

Peristiwa | Cerita | Makna

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Rumah Puisi: Legenda Sang Guru

28 Juli 2023   09:04 Diperbarui: 28 Juli 2023   09:04 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menjadi guru (Sumber: Geralt-Pixabay)

Legenda Sang Guru


Gaji tertunda, honor tak ada,
cerita tentang guru selalu ada,
tak bahagia, pada berita mengadu setia,
pada teman membuat emosi menyala,
apalagi soal sertifikasi selalu tertunda.

Guru butuh gaji, guru butuh honor,
guru hidup bukan makan rumput,
atau pinjam-meminjam rezeki tetangga,
karena semua tak juga berubah,
nasibnya selalu menjadi drama
dalam sinetron ‘tanpa tanda jasa’.

Apakah ada info untuk pencairan sertifikasi?

Selau menjadi makanan olahan dan harian,
tak sirna dan tak terjawab,
karena semua tergantung si empunya.

Guru-guru berbaris,
di kelas-kelas, di sekolah-sekolah,
bekerja sepanjang waktu,
selesai tak menentua,
tak menentu sepanjang waktu.

Guru-guru berbaris,
di jalan-jalan, di kota-kota,
menunggu sang penyelamat,
ada mengisi dompet setia.

Menjadi guru itu menjadi malaikat,
menjadi penyelamat,
membawa manusia selamat,
meski nasibnya selalu salah alamat,

menjadi guru adalah menjadi penunggu setia,
penuh harapan, penuh kegembiraan,
meski tak ada apa-apa.

Jakarta, 28 Juli 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun