Pangkas rambut. Kesibukan hari pertama sekolah seolah melepas pejuang ke medan perang. Ribuan orang tua mempersiapkan ksatria keluarga untuk menjadi pemenang di sekolah- sekolah idola.Â
Hari pertama sekolah begitu riuh dengan kehadiran orang tua di sekolah. Anak-anak seolah tak dipercaya untuk masuk ke dunia nyata, atau sekadar menandai cinta yang tak terbatas dari orang tua. Bahkan sejak dua tiga hari beragam persiapan dilakukan agar di anak tetap sebagai pemenang. Selalu menjadi sebuah kebanggaan jika si kecil yang didambakan pada akhirnya membuat orang tua bahagia. Undangan prestasi di akhir semester seolah menjadi bukti perjuangan sebagai orang tua pilihan.Â
Bukan hanya berjuang dan berdesak-desakan di toko buku untuk mempersiapkan alat tulis, di toko-toko pakaian tumpukan pembeli berusaha mencari seragam yang cocok dan tidak membuat malu keluarga. Anakku harus tampil beda, anakku harus jadi perhatian dan anakku harus terbuai dalam percaya diri yang tak bertepi. Kepercayaan diri yang akan terus membuat si anak menjaring prestasi untuk keluarga dan kebanggaan bangsa.Â
Anakku harus tampil beda, anakku harus jadi perhatian dan anakku harus terbuai dalam percaya diri yang tak bertepi.Kepercayaan diri yang akan terus membuat si anak menjaring prestasi untuk keluarga dan kebanggaan bangsa.
Namun, tumpukan pengunjung mempersiapkan anak bersekolah tidak hanya terjadi di toko buku dan  toko pakaian, tetapi saat hari minggu pangkas-pangkas rambut di berbagai tempat juga tidak lepas dari antrean pengunjung. Anak laki-laki, remaja dan orang tua harus bersusah payah dan berjuang untuk mendapatkan giliran dipanggas rambutnya. Tampil rapi selalu menandakan komitmen tak terhingga untuk mengasah kemampuan di sekolah yang didambakan.Â
Pasukan plontos
Antrean di tempat pangkas rambut. Orang tua begitu sabar menunggui sang anak untuk bersolek dan merapikan diri. Namun, dengan secepat kilat, tukang pangkas rambut melayaninya dengan sigap. Secepat kilat rambut-rambut yang lusuh dengan beragam aroma mulai dipangkas sejak pagi hari. Hingga malam hari di Hari Minggu itu masih banyak pengunjung yang ingin selalu tampil beda dan penuh gaya.Â
Secepat kilat rambut-rambut yang lusuh dengan beragam aroma mulai dipangkas sejak pagi hari. Hingga malam hari di Hari Minggu itu masih banyak pengunjung yang ingin selalu tampil beda dan penuh gaya.
Tidak sampai 10 menit, anak-anak dan remaja yang duduk di bangku pangkas itu terlihat rapi. Dalam sepuluh menit, dua puluh lima ribu diterima tukang pangkas rambut. Hari itu, satu hari sebelum jutaan anak masuk sekolah, ribuan tukang pangkas rambut menjadi idola keluarga. Model potongan yang sama, panjang yang sama, bahkan terkadang potongan rambut botak atau plontos seolah menjadi penanda di mana anak-anak itu bersekolah. Meski sebagian selalu tampil plontos atau hanya sepanjang satu sentimeter saja.Â