Mohon tunggu...
Ari Indarto
Ari Indarto Mohon Tunggu... Guru - Guru Kolese

Peristiwa | Cerita | Makna

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Tulisan Tanpa Garis Tepi: Status Sosial Seorang Perokok

7 Juni 2023   22:43 Diperbarui: 8 Juni 2023   04:33 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perokok? (Sumber:Guvo59-Pixabay.com)

Merokok. Seolah menjadi sebuah penentu kebahagian dalam hidup, rokok dalam aneka ragam bentuknya hadir mengalahkan hajat hidup yang lain. Bahkan rokok dianggap begitu menentukan gengsi dan status sosial seseorang. 

Rokok telah menciptakan sebuah dunia sendiri yang terkadang dianggap menyajikan kebahagiaan luar biasa bagi penikmatnya. Meski usaha untuk menekan perokok terus digaungkan dalm beragam cara, tetapi jumlah perokok berdasarkan informasi WHO tahun 2021 telah  mendekati 1,3 miliar perokok.  Meski jumlah ini tidak selalu stabil, kondisi dan situasi sebuah negara dengan beragam kebijakan,  kampanye anti-rokok, dan kesadaran akan berbagai dampak merokok ternyata telah membawa perubahan jumlah perokok.

Meski rokok dianggap mempunyai dampak negatif terhadap  kesehatan, misalnya risiko penyakit kardiovaskular, kanker, penyakit pernapasan, dan berbagai masalah kesehatan lainnya, tetapi bisnis rokok pada akhirnya juga menghasilkan jutawan-jutawan dengan kekayaan yang berlimpah. Bahkan pajak atas rokok ditengarai juga menjadi pemasukan terbesar bagi sehuah negara. Apalagi perusahaan-perusahaan rokok begitu royal untuk memberikan donasi dan sumbangan dalam bidang olahraga, seni, ekonomi dan budaya. Industri rokok dengan jutaan konsumennya telah membentuk sebuah relasi mutualisme yang padu dan merdu. 

Jaringan industri rokok 

Jaringan industri rokok telah menggurita dan menciptakan sebuah arena bisnis yang mengular menguasai sebagian masyarakat. Warung-warung kecil, toko, minimarket, supermarket, bahkan jaringan perdagangan online pun tidak pernah putus untuk menjadi bagian jaringan bisnis industri rokok. 

Beragam usaha membatasi jaringan liar industri rokok memang telah dilakukan. Beragam pesan untuk memutus mata rantai mengguritanya perokok-perokok baru memang begitu masif dilakukan, terutama membentengi anak-anak muda dari belenggu iklan-iklan rokok. 

Kesehatan masyarakat harus diselamatkan, generasi muda harus dilindungi dari segala gempuran gaya hidup tidak sehat ini. Namun, cara baru menguasai konsumen telah melemahkan segala usaha pemerintah. Cara baru merokok pun hadir. Rokok elektrik seolah dianggap sebagai cara merokok sehat. 

Hadirnya rokok-rokok elektrik sebenarnya semakin menambah laju hadirnya perokok-perokok baru yang hanya bisa terjebak dalam lingkaran industri baru rokok. Kini, jaringan baru itu seolah membentuk perokok-perokok hadir dengan gaya hidup dan status sosial baru. Konsumsi rokok tadinya hanya tergantung dengan adanya rokok-rokok dari perusahaan-perusahaan besar dengan pajak tinggi, atau industri kecil rokok yang bermain tanpa pajak di pelosok-pelosok desa. Kini, diberbagai sudut kota, desa, perumahan, bahkan perkampungan tumbuh subur warung rokok elektrik. 

Meruntuhkan akal budi 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun