Skripsi. Menyusun skripsi bukan hanya merangkai ribuan fakta. Setiap kata tersusun dan menggambarkan pemikiran-pemikiran istimewa sepanjang perjalanan mengamati kehidupan.Â
Skripsi sebenarnya merupakan sebuah karangan yang bersifat ilmiah. Sebagai sebuah karangan ilmiah, skripsi tidak hanya melibatkan kemampuan untuk menyampaikan pendapat dari sekian banyak fakta yabng didapat.Â
Skripsi harus menjadi hasil sebuah pemikiran-pemikiran  mendalam sebuah pemikiran sebelumnya. Skripsi menjadi puncak perbaikan sistem. Maka, setiap mahasiswa harus terlibat dan wajib menulis setiap bagian sebagai persyaratan akademik.
Di Indonesia, skripsi menjadi salah satu syarat yang biasa dikerjakan seorang mahasiswa untuk dapat lulus dari jenjang sarjana atau S-1 (Strata 1). Beberapa jurusan biasanya mengaitkan skripsi sebagai Tugas Akhir atau TA.
Skripsi dan nasib mahasiswaÂ
Menyelesaikan skripsi adalah tugas yang cukup menantang dan membutuhkan kesabaran, konsistensi, dan dedikasi yang tinggi. Tanpa keseriusan, lembar demi lembar skripsi tidak akan pernah berakhir.Â
Apalagi tanpa sebuah rencana penyelesaian, tanpa membuat jadwal penyelesaian, tanpa perbaikan secara berkala, tanpa mau berdiskusi dengan pembimbing, apalagi berhenti untuk berpikir dan menulis. Rangkaian dalam lembaran skripsi hanya akan jadi pembuat beban yang tak berakhir.Â
Menyusun skripsi membutuhkan semangat membara dan gejolak berharga. Karena tanpa ratusan lembar ini, perjalanan empat tahun di bangku kuliah akan sia-sia.Â
Tidak mudah untuk menyusun berlembar-lembar pemikiran, tidak sulit merangkai ribuan data menjadi sebuah yang menunjukkan kompetensi si penulis. Semangat tinggi akan mudah menjadikan ratusan halaman sebatas hiburan dalam perjuangan mendapatkan gelar.Â
Tanpa semangat dan perjuangan langkah ke depan akan terhenti dan tak akan kembali. Ancaman drop out akan terbuka lebar dan puncak kesedihan akan berkepanjangan. Seorang mahasiswa akan menjadi beban bukan hanya untuk dirinya tetapi mungkin juga untuk negara dan keluarga.Â