Maka, sering kali kata memaafkan dianggap sebagai sebuah kata ajaib yang dianggap mampu  meredakan stres atau menghilangkan ketegangan.  Karena setiap tekanan dan ketegangan yang terjadi pasti akan menghilangkan  kebahagiaan dan kesejahteraan setiap manusia. Mereka yang berani memaafkan adalah mereka yang cenderung optimis, rendah hati dan tidak cemas untuk menjalani setiap derap kehidupan. Di sinilah, sebenarnya kita memberikan ruang kepada kekebalan tubuh bekerja untuk melawan beragam penyakit yang mungkin menyerang.Â
Namun, imunitas memang tidak hanya berhubungan dengan daya memaafkan. Banyak faktor yang juga sangat mempengaruhi bagimana kesehatan fisik dan mental ini mampu bertahan dari serangan penyakit, misalnya, cara makan, olahraga, dan pola tidur. Relasi dan komunikasi dengan orang lain akan memperkuat upaya menyehatkan kembali fisik dan mental.Â
Hari Raya Idul Fitri selalu dikaitkan dengan tradisi saling memaafkan. Â Hari kemenangan setelah sebulan penuh berpuasa dianggap sebagai saat yang tepat untuk kembali membersihkan dari dari berbagai kesalahan yang telah diperbuat. Apalagi memaafkan selalu dipandang sebagai tindakan mulia yang akan memberikan kedamaian dan ketenangan kepada yang memaafkan dan yang dimaafkan. Karena itulah, menguatkan diri sebagai mahkluk sosial selalu dimulai dengan keinginan membuka pintu hati untuk berani meminta maaf dan berani memaafkan.
Selamat Hari Raya Idul Fitri, mohon maaf lahir dan batin. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H