Mohon tunggu...
Ari Indarto
Ari Indarto Mohon Tunggu... Guru - Guru Kolese

Peristiwa | Cerita | Makna

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kanisian Sahabat Bumi (4): Menguasai Diri, Menyatukan Aksi

16 Februari 2023   22:06 Diperbarui: 18 Februari 2023   08:26 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menikmati ingkung di Desa Girpasang (dokpri)

Desa tersembunyi. Perjalanan menuju desa tersembunyi. Sebuah desa yang beberapa tahun lalu masih dianggap terisolir, tersembunyi dan jauh dari relasi dengan desa sekitar. Desa yang dibatasi oleh jurang ini memang seperti sebuah desa dalam imajinasi. Jurang membatasi desa, kehijauan menampakkan pemandangan keindahan, meski saat itu dianggap terisolir. 

Perjalanan menuju desa ini dari tenda kami memang cukup jauh. Kami berjalan kaki, dalam satu kelompok untuk masing-masing kelompok menuju desa tersembunyi ini. Pukul 08.00, kami berangkat. Setiap kelompok berjalan sesuai rute yang telah diberikan dalam peta kecil desa itu. Kami masing-masing berjalan dalam rute yang berbeda-beda. 

Perjalanan memang tidak bisa begitu cepat, apalagi rintik hujan masih menemani dengan setiap setiap perjalanan kami. Menyususi pinggiran desa, kebun sayuran, padang ilalang, atau bukit-bukit kecil dengan udara yang tidak habis kami nikmati. Pagi itu, rintik hujan masih begitu lekat, udara segar tiada habis terhirup, sementara penduduk desa mulai terlihat melangkahkan kaki ke kebun-kebun. 

Kami tidak perlu berjalan begitu cepat. Setiap perjalanan kami nikmati sebagai sebuah kisah perjalanan kehidupan nan indah. Sapaan-sapaan setiap warga yang kami temui di sepanjang perjalanan menandai ketulusan sebuah kehidupan. 

Menuju desa tersembunyi

Pada akhirnya, kami sampai di sebuah bibir jurang. Pemandangan begitu menakjubkan, meski untuk berjalan menuruni jurang terasa menyeramkan. Pelan—pelan kami berjalan menyusuri anak tangga. Konon anak tangga 1001 itu menandai sebuah perjuangan panjang warga desa. 

Anak-anak tangga begitu licin, tetapi kami harus terus berjalan agar kami bisa memastikan di puncak bukit yang di kelilingi jurang itu ada sebuah kehidupan dan perjuangan. Sepanjang jalan, berbagai cerita muncul. Jalan ini adalah jalan utama warga desa Girpasang ketika mereka belum mempunyai jembatan yang dibangun 2 tahun lalu. Jalan ini adalah jalan utama warga Desa Girpasang sebelum ada gondola. 

Jalan menyusui jurang itu menjadi cerita seluruh warga Desa Girpasang. Saat itu, warga yang sakit harus dipanggul atau ditandu menuruni jurang, dengan 1001 anak tangga. Saat itu, jika warga yang sakit harus dipanggul dengan kain menuruni dan menaiki jurang. Saat itu, ketika akan menjual hewan ternak pun harus menuruni jurang sedalam 150 meter dan juga menaiki tebing curam. 

Ketika musim kemarau tiba, saat itu Desa tidak ada sama sekali air. Air hanya tersedia di Sendang Kali Pakis. Persis di jurang itulah sumber air itu selalu menyediakan sumber air yang tidak pernah kering. Sendang itupun dipercaya membuat sehat, awet muda bahkan mempermudah jodoh. Sendang itu menjadi bagian hidup 12 KK warga Girpasang. 

Kami mencoba menuruni dan menaiki jurang, seperti yang beberapa tahun lalu pernah dialami warga Girpasang. Saat ini, anak-anak tangga ini menjadi sahabat kami untuk kami mencapai Desa Girpasang. Saat itu, anak-anak tangga ini menjadi nadi kehidupan warga Girpasang.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun