Akhirnya pagi ini, Senin 20 Oktober 2014, masa bakti presiden esbeye berakhir dengan diambil sumpahnya jokowi dan jk sebagai presiden dan wakil presiden baru masa bakti 2014-2019. maka tentu tak lupa kita ucapkan terima kasih kepada esbeye atas pengabdiannya sebagai presiden selama dua periode 2004-2014.
Dan yang membahagiakan dalam acara sidang pengucapan sumpah presiden baru tadi pagi sampai siang ini adalah kehadiran mantan kompetitor mereka dalam pilpres kemaren, yaitu Prabowo dan Hatta Rajasa. Kehadiran mereka tentu menjadi angina segar bagi transisi demokrasi di negeri ini, dan memecah kebekuan politik yang selama ini dikhawatirkan oleh beberapa pihak. Kita tentu masih ingat betul betapa megawati, selaku mantan presiden dan mantan calon presiden dalam dua kali pilpres, 2004 dan 2009, tak pernah sekalipun bersedia menghadiri acara serupa dalam acara pengucapan sumpah presiden baru, saat esbeye mengucapkan sumpahnya di 2004 dan 2009.
Maka kehadiran Prabowo dan Hatta Rajasa kali ini, semoga kemudian akan diikuti dengan pertemuan megawati dan esbeye, sebagai dua mantan presiden negeri ini, karena tentu tak elok jika dua tokoh bangsa hanya karena perbedaan sikap politik kemudian tak pernah mau bertemu muka.
Kembali ke soal kehadiran Prabowo dalam acara pengucapan sumpah jokowi pagi ini, tentu merupakan kejutan bagi para komentator politik yang selama ini nyinyir terhadap beliau, serta tamparan politik bagi megawati. Dari kehadiran Prabowo, kita bisa menilai bagaimana kualitas ketokohan antara Prabowo dengan megawati.
Selain itu, kehadiran Prabowo, Hatta dan para ketua partai Koalisi Merah Putih, menunjukkan bahwa rumor tentang penjegalan pelantikan yang selama ini digulirkan para intelektual knalpot dan komentator politik yang sok tau adalah pepesan kosong belaka.
Sejak awal, kalau mereka mau obyektif, sesungguhnya tokoh-tokoh KMP sudah menyatakan bahwa mereka tak pernah punya niatan sedikitpun untuk melakukan hal-hal konyol semisal penjegalan pelantikan. Pun dalam masa pemerintahan jokowi ke depan, berkali kali para tokoh KMP silih berganti dalam berbagai kesempatan selalu menyatakan, bahwa jika program-program yang dijalankan adalah program yang pro rakyat, pasti KMP akan mendukung dengan sepenuh hati. Karena oposisi yang dilakukan oleh KMP adalah oposisi yang bersifat membangun bukan oposisi asal beda, sebagaimana yang selama ini dilakukan oleh pdip dalam masa pemerintahan esbeye.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H