Tiga cawapres yang berlaga di pilpres  2024, Cak Imin, Gibran dan Mahfud Md kembali tampil dalam debat cawapres edisi yang kedua pada  21 Januari 2024 kemaren. Debat cawapres edisi kedua ini membahas tema mengenai pembangunan berkelanjutan, sumber daya alam, lingkungan hidup, energi, pangan, agraria, masyarakat adat dan desa.
Pasca debat cawapres tersebut, Gibran terpotret paling banyak mendapat sentimen negatif dari netizen di platform sosial media X (twitter). Drone Emprit merekam Gibran mendapat sentimen negatif terbesar, yakni 60 persen. Sementara, sentimen positifnya 33 persen, dan sentimen netral 7 persen. Sementara 2 kompetitornya mendapatkan sentimen positif yang besar dari para pengguna platform X, Cak Imin mendapat sentimen negatif 6 persen, sentimen positifnya 80 persen, dan sentimen netral 14 persen. Dan Mahfud Md mendapat sentimen negatif 12 persen, sentimen positifnya 79 persen, dan sentimen netral 9 persen.
Namun, tim kampanye 02 terkesan tidak kaget dengan dampak dari debat cawapres tersebut dan tetap percaya diri dengan penampilan Gibran di debat cawapres edisi kedua tersebut. Hal ini karena sebagaimana pernah saya bahas di postingan terdahulu, bahwa pengguna platform X (dan Fb) sepertinya memang bukan target utama kampanye dari paslon 02. Seperti kita ketahui, mayoritas pengguna platform X (dan Fb) adalah kalangan generasi baby boomers dan gen X yang sudah memiliki preferensi politik tertentu. Oleh karenanya paslon 02 lebih memilih untuk menargetkan suara dari gen milenial dan gen z yang diperkirakan mencapai sekitar 52% dari total pemilih di pemilu 2024 ini yang sedikit saja bermain di platform sosial media X (dan Fb).
Menurut data pada tahun 2022 pengguna platform sosial media Tiktok yang terbesar adalah kalangan anak muda dengan rentang usia 18-24 tahun (34,9 persen dari total pengguna) diikuti oleh kalangan muda di rentang usia 25-34 tahun (28,2 persen dari total pengguna). Dengan kata lain, pengguna platform sosial media Tiktok ini didominasi oleh para pemilih pemula.
Inilah mungkin yang menjadi penyebab mengapa akhirnya mengapa rebranding atas sosok Prabowo, dengan citra gemoy, bisa dengan mudah diterima di platform sosial media TikTok dibanding di platform sosial media X yang isinya adalah kalangan gen baby boomers yang sudah punya preferensi politik tertentu. Sehingga tidak heran bahwa berkebalikan dengan besarnya sentimen negatif di platform sosial media X, maka di platform sosial media Tiktok, Gibran justru mendulang sentimen positif terbesar dibandingkan dengan 2 kompetitornya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H