Mohon tunggu...
ari imogiri
ari imogiri Mohon Tunggu... Administrasi - warga desa

suka aja mengamati berita-berita politik

Selanjutnya

Tutup

Politik

Masyarakat Tak Peduli Asal Partainya...

13 Desember 2013   12:46 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:58 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

survei politik memang adalah sebuah alat untuk mengukur seberapa kuat seorang figure atau sebuah partai di tengah masyarakat yang akan menjadi pemilihnya dalam sebuah kontestansi bernama pemilihan.

namun  di tengah system suara terbanyak yang telah dipatok dalam undang-undang, sehingga masyarakat tak lagi berpedoman pada partai tertentu sebagaimana ketika menggunakan system pproporsional tertutup dimana masyarakat hanya memilih atau mencoblos tanda gambar partai belaka, maka sesungguhnya hasil sebuah survey tidak serta sanggup menggambarkan kondisi riil masyarakat.

apalgi kemudian muncul dua buah istilah yang jamak kita kenal, taitu survey internal dan survey non internal. survey internal menunjukkan survey yang dipesan oleh seseorang atau sebuah partai yang hasilnya tidak akan dipublikasikan dan hanya menjadi konsumsi internal tim sukses atau internal partai pemesan. dan biasanya survey internal ini yang apa adanya tanpa polesan untuk menyenangkan hati si pemesan.

sebaliknya survey non internal, adalah survey yang memang dipesan oleh seseorang atau sebuah partai untuk membuat pencitraan bagi dirinya atau partainya menjelang sebuah pemilihan. dan sudah jamak dalam survey model seperti ini hasilnya dipoles sedemikian rupa untuk membuat si pemesan dalam poisisi yang bagus hasil surveinya.

dalam berbagai diskusi sejak setahun silam, selalu digamgarkan dan digembar-gemborkan bahwa partai-partai dari kalangan islam akan hancur suaranya dalam pemilu 2014. berbagai gembar-gembror itu dapat kita saksikan dilayangkan bukan oleh kalangan dari partai-partai yang digambarkan sebagai partai Islam. meski ada beberapa partai yang sejak awal telah mendeklarasikan sebagai partai terbuka semisal PAN dan PKB, namun selalu saja digambar bahwa kedua partai ini adal;ah partai islam. dan bersadar diskusi-diskusi serta disusul berbagai survey hasilnya partai-partai Islam tersebut, termasuk PAN dan PKB yang sesungguhnya adalah partai terbuka akan hancur suaranya di pemilu 2014.

namun sekali lagi, hasil survey adalah hasil survey, dan hasil pemilu adalah hasil pemilu, di tahun 2009 dulu, PAN, PPP, PKB dan PKS juga digambarkan akan hancur suaraanya dan gagal masuk senayan karena tidak memenuhi threshold, namun toh nyatanya keempat partai ini tetap eksis.

karena kalau mau jujur, masyarakat sejak dikenalkan dengan model system suara terbanyak, mereka lebih condong memilih figure dan bukan melihat asal partainya, maka tak peduli asal partainya, jika figurnya bagus dan berkualitas, atau di banyak daerah asal figurnya tajir maka dapat dipastikan dia yang akan terpilih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun