Mohon tunggu...
ari imogiri
ari imogiri Mohon Tunggu... Administrasi - warga desa

suka aja mengamati berita-berita politik

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kemenangan Anas Bukan Kekalahan Cikeas

26 Mei 2010   11:37 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:57 542
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

TIGA kali Anas Urbaningrum berkunjung ke Cijantung. Bukan untuk mengkampanyekan pencalonannya sebagai Ketua Umum Partai Demokrat, melainkan meminta restu Nyonya Sunarti Sri Hadiyah, yang tinggal di sekitar Markas Komando Pasukan Khusus itu. Sunarti adalah ibu mertua Susilo Bambang Yudhoyono, ketua dewan pembina partai itu. (majalah tempointeraktif.com)

Pasca kemenangan anas urbaningrum dalam kontestansi ketua umum partai democrat beberapa hari yang lalu, memang menimbulkan banyak sekali asumsi dan analisa, baik oleh pakar ilmu politik, maupun oleh kalangan awam, sebagaimana saya untuk mencoba membaca bagaimana anas urbaningrum bias mengalahkan dua seniornya dalam kontestansi itu.

Apalagi jauh-jauh hari, klaim dan simbolisasi dukungan dari sby telah terarah kepada andi malarangeng, meski banyak juga pihak yang membantahnya dengan berbagai argument dan analisa, (pasca kongres tentunya, toh faktanya banyak pihak menjelang kongres telah menghitung bahwa andi yang bakal menang).

Dukungan keluarga cikeas, mau tidak mau memang adalah sesuatu yang secara signifikan akan mempengaruhi para kader demokrat, adalah tidak mungkin para kader di bawah berani secara terang-terangan untuk membangkang atas sinyal dan dukungan dari cikeas, maka sesungguhnya menarik apa yang disampaikan oleh sementara kalangan bahwa, meski di awal sby terlihat meng-endorse andi malarangeng, namun di detik-detik menjelang perebutan sby kemudian tidak memberikan dukungan terbuka kepada andi malarangeng dan justru meminta semua kader untuk memilih sesuai dengan hati nurani, dan sby sendiri meninggalkan tempat pemungutan suara untuk menegaskan pencitraan bahwa dirinya betul-betul bersikap netral dalam perebutan kursi ketua umum partai demokrat. maka tentu ada hal lain, yang akhirnya membuat sby tidak jadi mengarahkan kongres untuk memilih andi malarangeng sesuai dengan kehendak awalnya. Dan jika seperti ini, tentu ada kekuatan yang lebih besar yang mampu mendorong sby untuk mengurungkan niatnya itu.

Dalam tradisi jawa, seorang raja atau pemimpin, biasanya selalu mempunyai sosok perempuan yang berada di belakang layar yang mampu mengarahkan kemana sang raja atau pemimpin itu akan melangkah. Maka tidak heran sosok besar jenderal soeharto pun, selalu di sebut-sebut berada di bawah bayang-bayang ibu tien soeharto dalam melangkah, maka itu juga lah yang kelihatannya terjadi pada sby. karena banyak pihak juga menilai bahwa ibu ani punya pengaruh besar terhadap langkah-langkah yang diambil oleh sby. kemenangan hadi utomo 5 tahun lalu, disebut-sebut karena dukungan penuh yang diberikan oleh ibu ani dan ibu martuti (istri hadi utomo), yang disokong sepenuhnya oleh mertua sby, yaitu ibu ageng.

Maka tak heran, jika anas, meski tidak mendapat restu dari sby, tapi karena lebih mampu mendapat restu dari ibu ani dan ibu ageng, maka justru anas lah yang terpilih dalam kongres.

Mengenai dukungan dari istri dan mertua sby ini, meski tidak secara eksplisit sebenarnya juga sering disampaikan oleh ahmad mubarok, tim sukses anas yang bahkan berani mengatakan bahwa dukungan keluarga cikeas terbelah menjelang kongres. Dan karena keluarga cikeas itu isinya adalah keluarha sby, jika sby dan ibas terlihat mendukung andi, maka tentu anggota keluarga yang lainlah yang mendukung anas, dan bias ditebak tentu adalah istri dan mertua sby, dan juga ipar-ipar sby tentunya.

Hal ini tentu sebenarnya juga mudah dipahami, sebagai figur yang santun, dan sopan, anas memang lebih mudah diterima oleh mertua sby dan ibu ani, yang berlatar belakang tradisi jawa, yang mengedepankan unggah-ungguh dan sopan-santun, dan figur itu mereka temukan pada sosok anas urbaningrum, dan marzuki ali sebenarnya, bukan di sosok andi malarangeng, yang lebih terkesan arogan dan jumawa. Kebetulan  juga, kandidat yang maju mewakili 3 latar belakang yang berbeda, anas dari Jawa, marzuki dari Sumatra, dan andi dari Sulawesi. Tapi dibanding dengan marzuki ali, tampaknya anas memang lebih mudah diterima, meski sama –sama berpenampilan santun dan sopan, mungkin, karena sama-sama berlatar belakang jawa, sebagaimana latar belakang keluarga ibu ani.

Maka jika dibilang bahwa kemenangan anas urbaningrum adalah kekalahan cikeas, tentu hal itu salah besar, yang tepat, kemenangan anas adalah terulangnya peristiswa 5 tahun yang lalu, yaitu kemenangan istri sby dalam mengegolkan harapannya. Apalagi, pasca terpilih, anas kemudian seperti memberi isyarat bahwa ibu ani lah yang akan didorong untuk maju sebagai capres dari democrat di pilpres 2014

untuk baca-baca :

http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/2010/05/17/NAS/mbm.20100517.NAS133559.id.html

http://aipi.wordpress.com/2010/05/25/yang-muda-yang-berjaya/

http://erteos.wordpress.com/2008/08/13/kaum-sarungan-di-simpang-jalan/

http://jakartapress.com/www.php/news/id/13703/Menang-52-7-Suara-Anas-Terpilih-Ketum-PD.jp

http://www.pemiluindonesia.com/berita-pemilu/marzuki-lobi-kubu-andi-malllarangeng.html

http://www.detiknews.com/read/2010/05/23/190705/1362578/10/kalah-di-putaran-pertama-kubu-am-bersumpah-pilih-ma

http://seruu.com/kongres-partai-demokrat-ke-2/sby-memang-pilih-am/itemid-514

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun