Setelah pecah pasca muktamar Semarang yang menghasilkan duet Muhaimin-Lukman Edi serta kubu Kyai Khos yang mendirikan PKNU yang digawangi oleh duet Choirul Anam-Idham Cholid, yang kemudian diteruskan dengan perpecahan kembali PKB dengan terbagi menjadi kubu Ancol (Muhaimin) dan kubu Parung (Gus Dur, yang diteruskan oleh Yenni).
Dan setelah perpecahan yang paling besar pasca perpecahan pertama ketika era Matori itu, fakta akhirnya mencatat di pemilu 2009, suara PKB dan PKNU ternyata tidak menggembirakan, PKB yang dalam hal ini kubu Muhaimin yang bisa mengikuti pemilu mendapatkan suara yang jeblok. Simak saja pada Pemilu 1999, partai ini memperoleh 13.336.982 suara pemilih. Hasil itu menempatkan PKB pada urutan tiga besar dalam perolehan suara. Namun pada Pemilu 2004 hanya memperoleh 11.989.564 suara. Jadi terdapat penurunan sebesar 1.347.418 pemilih dan di pemilu 2009 PKB  memperoleh 5.146.122 suara pemilih  atau setara dengan 4,94 %. Sementara PKNU yang disokong penuh oleh kyai-kyai Khos juga tidak memperleh suara yang menggembirakan, karena bahkan tidak lolos ET 2.5 % karena hanya memperoleh 1.527.593 suara pemilih yang setara dengan 1.47 %.
Dengan hasil yang mengecewakan tersebut, tentu saja membuat risau kalangan sesepuh NU yang dahulu mendirikan PKB di tahun 1998, maka pasca pemilu 2009, mencuatlah himbauan dari para kyai sepuh seperti Gus Mus (KH Mustofa Bisri) dan KH Muchit Muzadi agar diusahakan islah terhadap gerakan politik yang mewadahai warga nahdliyin tersebut.
Namun ternyata memang tidak mudah untuk memecah kebuntuan komunikasi antara berbagai kubu yang bertikai di PKB dan juga PKNU tersebut. Namun karena tak henti-henti para kyai sepuh itu menghimbau, akhirnya Sejumlah petinggi PKB hasil Muktamar Luar Biasa di Ancol maupun versi Parung serta petinggi PKNU mendeklarasikan Komite Islah di Jakarta, Minggu (16/5/2010) malam.
Akhirnya kita tunggu saja, apakah ihtiar para elit politik PKB dan PKNU ini akan sanggup mempersatukan kembali wadah politik warga nahdliyin di pemilu 2014 yang akan mengembalikan kejayaan PKB sebagai partai terbesar ketiga di Indonesia, ataukan upaya itu akan gagal dan di pemilu 2014 alih-alih mengembalikan kejayaan, justru PKB akan semakin terpuruk dan bisa jadi mengikuti PKNU malah tidak lolos ET 2.5%.
sumber bacaan :Â http://nasional.kompas.com/read/2010/05/16/22410517/Sama.sama.Kalah..PKB.dan.PKNU.Islah#
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H