diantara 3 nama yang disorot sebagai penerus klan politik Indonesia, yaitu Puan Maharani anak perempuan Megawati Soekarno Putri, kemudian Edi Bhaskoro Yudhoyono, anak bungsu SBY dan Ahmad Mumtaz Rais, anak ketiga Amien Rais, maka Ahmah Mumtaz Rais adalah yang termuda diantara ketiganya, bujang kelahiran 17 september 1983 ini meulai kiprahnya di perpolitikan dengan menjadi pengurus di BM PAN (Barisan Muda Penegak Amanat Nasional) di DIY, setelah merangkak dari kader biasa, kemudian naik menjadi wakil bendahara DPW BM PAN dan terakhir menjadi bendahara DPW BM PAN. berbeda dengan dua pewaris klan politik lainnya yang memang langsung masuk ke level nasional di partainya masing-masing, seperti Puan Maharani yang langsung duduk di DPP PDIP serta Ibas yang juga langsung duduk di DPP Partai Demokrat, maka Ahmad Mumtaz Rais memulainya di daerah, yaitu di DIY tenpat tinggalnya, itu pun dia tidak langsung masuk di kepengurusan partai, namun berlatih dulu di organ partai yang bergerak di kalangan anak muda, yaitu BM PAN. hal ini menarik dicermati, karena hal itu bisa jadi adalah sebuah strategi pematangan berorganisasi, karena sebagai dengan embel-embel nama Rais di belakang namanya, ia tidak mau nantinya justru akan mempermalukan ayahnya ketika dia tidak matang dalam berpolitik. tidak heran karena sudah dimulai dari bawah, maka Mumtaz Rais cukup lumayan dalam debut pertamanya ketika didaulat menjadi juru bicara fraksi PAN dalam rapat paripurna 1 Oktober yang lalu bersaing dengan Puan Maharani dari PDIP dan para politisi senior dari partai lain. “Betul-betul Amien Rais muda. Gayanya tidak jauh dari Amien Rais,” ujar Priyo Budi Santoso dari Partai Golkar ketika Mumtaz turun dari podium. Peserta sidang pun tertawa sambil mengangguk-anggukkan kepala tanda setuju dengan pendapat Priyo tersebut.
kemudian menanggapi komentar ayahnya yang mendorong anggota DPR untuk menyumbangkan sebagian gajinya untuk korban gempa di Sumbar : "Sebagai anak bangsa, alangkah baiknya kesepakatan semua fraksi bahwa gaji pertama, 20 persennya dipotong untuk meringankan penderitaan korban gempa. Sehingga, perjuangan rakyat tidak sekedar slogan," kata Amien, Kamis (1/10), seusai menghadiri acara Pengambilan Sumpah Anggota DPR dan DPD, di Gedung DPR, Jakarta. maka Mumtaz Rais segera menanggapinya dengan cekatan : "Saya siap melaksanakan perintah imam politik saya,"
di bagian lain ketika menanggapi komentar miring para pengamat politik tentang kualitas para anggota parlemen terpilih, maka Mumtaz cukup cekatan juga menanggapinya dengan mengatakan: " sikap itu berlebihan, karena pendidikan mereka cukup baik, mulai dari sarjana hingga guru besar, tidak hanya itu, anggota DPR yang baru itu pun memiliki latar belakang pengalaman dan pekerjaan yang sangat kompleks dan bervariasi. Saya punya keyakinan kuat, insya Allah anggota DPR periode 2009-2014 mempunyai kemampuan memadai, dan cukup ideal". terlihat juga bahwa Mumtaz cukup piawai dan tidak canggung ketika misalnya ada wartawan yang mencoba mendekati dan mewawancarai dirinya, tidak jauh berbeda dengan Puan Maharani yang lebih senior dari dirinya yang juga sudah familier dengan para wartawan. dan sesuai dengan keinginan awalnya sejak kampanye yang ingin duduk di komisi yang membidangi masalah yang berkaitan dengan ekonomi, sesuai dengan latar belakang pendidikannya di Fakultas Ekonomi UGM, maka Mumtaz akhirnya memilih untuk masuk ke komisi VI DPR RI. sumber : 1. http://www.menkokesra.go.id/content/view/12835/39/ 2. http://www.hupelita.com/baca.php?id=79825 3. http://politik.vivanews.com/news/read/93926-debut_pewaris_klan_dinasti_politik_di_dpr
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H