Mohon tunggu...
ari imogiri
ari imogiri Mohon Tunggu... Administrasi - warga desa

suka aja mengamati berita-berita politik

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

2 Hal yang Ingin Saya Tahu Tentang Pencoretan 7 Kata dalam Sila Pertama Piagam Jakarta

21 Agustus 2009   15:18 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:48 3507
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Seperti diketahui, selama ini cerita seputar penghapusan tujuh kata dalam Piagam Jakarta - yaitu "Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya" - didominasi oleh cerita versi Bung Hatta tentang kedatangan opsir Kaigun yang mengaku membawa mandat kaum Nasrani dari Indonesia Timur yang intinya adalah bahwa Indonesia timur akan berada di luar Republik jika sila pertama dalam Piagam Jakarta tidak diubah.

maka akhirnya sejarah mencatat bahwa Sila pertama dalam Piagam Jakarta mengalami pencoretan 7 kata dan menjadi sila pertama dalam Pancasila sebagaimana yang kita kenal sampai sekarang.

hanya saja yang menjadi pertanyaan, saya terutama, siapakah opsir Kaigun Jepang yang datang kepada M Hatta itu, dan atas suruhan siapa opsir itu datang kepada M Hatta.

hal ini masih menjadi simpang siur sampai sekarang, karena menurut Universitas Indonesia Press yang menerbitkan satu buku berjudul "Lahirnya Satu Bangsa dan Negara", yang diberi kata sambutan oleh Presiden Republik Indonesia, Soeharto. Dalam buku ini, para pelaku peristiwa seputar kemerdekaan, menuturkan cerita yang berbeda dengan versi Hatta. Menurut mereka, ada tiga orang mahasiswa yang datang ke Bung Hatta menjelaskan masalah Piagam Jakarta, yaitu Piet Mamahit, Moeljo, dan Imam Slamet (Tan Tjeng Bok). Wajah Imam Slamet seperti orang Cina, badannya pendek, jadi mirip orang Jepang.

sekali lagi saya hanya ingin mencari tahu sejarah tentang Piagam Jakarta ini, karena bagaimanapun,  bagi sebagian masyarakat kita, Piagam Jakarta adalah sesuatu yang akan senantiasa diperjuangkan untuk bisa kembali pada posisi semula ketika ditetapkan sebagai dasar negara Republik ini.

dan bagi sebagian kalangan, pencoretan 7 kata dalam Piagam Jakarta adalah sebuah pengkhianatan. dan salah seorang yang turut mendorong pencoretan 7 kata  itupun menyesal ikut serta upaya dalam pencoretan itu " Masih terngiang ucapan Kasman Singodimejo dalam sebuah perbincangan bahwa beliau merasa turut bersalah karena dengan bahasa Jawa yang halus Beliau menyampaikan kepada Ki Bagus Hadikusumo tokoh Muhammadiyah yang teguh pendiriannya itu untuk sementara menerima usulan dihapusnya 7 kata itu. Kasman terpengaruh oleh janji Soekarno dalam ucapannya, Bahwa ini adalah UUD sementara, UUD darurat, Undang-undang Kilat. Nanti 6 bulan lagi MPR terbentuk. Apa yang tuan-tuan dari golongan Islam inginkan silahkan perjuangkan disitu."

bahwa saya menerima Pancasila sebagai dasar negara, tidak mengurangi keingintahuan saya tentang sejarah yang sebenarnya tentang Piagam Jakarta.

dua hal yang saya ingin tahu :

- Indonesia Timur mana yang ingin berdiri di luar Republik jika Piagam Jakarta tetap tidak dirubah dan kapan mereka mengutarakan hal itu pada opsir Kaigun Jepang, lalu

- siapa Opsir Kaigun jepang itu

dua hal itu yang tidak saya temukan jawabnya sejak pelajaran PMP atau PPKN pertama kali saya peroleh di SD sampai SMA, sampai sekarang ini...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun