Mohon tunggu...
Mohammad Arih Muwaffaq
Mohammad Arih Muwaffaq Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Malang

Suka olahraga kadang nulis juga

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Alasan Timur Tengah Menjadi Arena untuk Proxy War

3 Juni 2024   19:45 Diperbarui: 3 Juni 2024   19:57 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Alasan Timur Tengah Menjadi Arena Untuk Proxy War

Timur Tengah sudah lama menjadi kawasan yang penuh dengan konflik dan ketegangan. Salah satu fenomena yang menonjol adalah proxy war atau, di mana negara-negara besar terlibat dalam konflik melalui dukungan kepada kelompok atau negara lain, tanpa terlibat langsung dalam pertempuran. Singkatnya proxy war ini perang tetapi aktor utama ini menggunakan peran orang lain. Dan dalam konteks ini adalah negara. Mengapa Timur Tengah menjadi arena utama untuk perang proxy? Berikut adalah beberapa alasan kunci menurut saya yang menjadikan timur tengah menjadi arena untuk proxy war.

 1. Letak Geografis yang Strategis
Timur Tengah terletak di persimpangan tiga benua: Asia, Afrika, dan Eropa. Letaknya yang strategis menjadikan kawasan ini sebagai jalur penting bagi perdagangan dan lalu lintas energi. Kontrol atas wilayah ini memberikan keuntungan geopolitik dan geostrategis yang signifikan bagi kekuatan global. Menurut Jurnal Geopolitik Universitas Indonesia, penguasaan atas Timur Tengah berarti penguasaan atas rute-rute penting dunia, yang menjadikannya wilayah yang diperebutkan oleh kekuatan besar dunia.

 2. Kekayaan Sumber Daya Alam
Timur Tengah memiliki cadangan minyak dan gas alam terbesar di dunia. Sumber daya ini tidak hanya penting untuk ekonomi global tetapi juga merupakan elemen vital bagi keamanan energi banyak negara. Negara-negara seperti Amerika Serikat, Rusia, dan negara-negara Eropa memiliki kepentingan besar untuk memastikan akses dan stabilitas suplai energi dari kawasan ini. **Jurnal Studi Kawasan Universitas Padjadjaran** menyebutkan bahwa persaingan untuk mengontrol sumber daya alam ini sering kali memicu intervensi dan dukungan bagi pihak-pihak tertentu dalam konflik regional.

 3. Konflik Ideologis dan Sekte
Selain faktor ekonomi dan geografis, Timur Tengah juga dikenal dengan kompleksitas konflik ideologis dan sektarian. Perseteruan antara Sunni dan Syiah, yang melibatkan negara-negara seperti Arab Saudi (Sunni) dan Iran (Syiah), sering kali digunakan oleh kekuatan eksternal untuk memperkuat pengaruh mereka. "Jurnal Politik Global Universitas Airlangga" menyoroti bahwa perbedaan sektarian ini dimanfaatkan oleh negara-negara besar untuk mendukung kelompok-kelompok tertentu guna memperluas pengaruh mereka di kawasan.

 4. Kelemahan Pemerintahan dan Stabilitas Politik
Banyak negara di Timur Tengah mengalami ketidakstabilan politik dan kelemahan pemerintahan. Kondisi ini menciptakan peluang bagi kekuatan eksternal untuk masuk dan mendukung pihak-pihak yang sesuai dengan kepentingan mereka. "Jurnal Ilmu Hubungan Internasional Universitas Gadjah Mada" menjelaskan bahwa negara-negara dengan pemerintahan yang lemah lebih rentan terhadap intervensi asing, yang sering kali memanfaatkan konflik internal untuk keuntungan geopolitik mereka sendiri.

 5. Dampak Perang Dingin dan Pasca Perang Dingin
Sejarah panjang intervensi selama Perang Dingin juga memainkan peran penting. Amerika Serikat dan Uni Soviet (sekarang Rusia) telah lama bersaing untuk pengaruh di Timur Tengah, mendukung rezim atau kelompok yang berpihak pada ideologi mereka. Warisan dari periode ini masih sangat terasa, dengan Rusia dan AS terus bersaing dalam mendukung rezim atau kelompok bersenjata di berbagai negara seperti Suriah dan Yaman.

Dapat disimpulkan bahwa Timur Tengah menjadi arena utama untuk proxy war karena kombinasi faktor geografis, ekonomi, ideologis, dan politik. Kepentingan besar negara-negara kuat untuk mengontrol sumber daya alam dan rute perdagangan, ditambah dengan kompleksitas konflik internal dan sektarian, membuat kawasan ini rentan terhadap intervensi asing. Untuk mengurangi dampak destruktif dari perang proxy, diperlukan upaya diplomatik yang lebih kuat dan kerja sama internasional untuk mendukung stabilitas dan perdamaian di Timur Tengah. Selain itu kekompakan antar negara di timur tengah juga menjadi aspek penting untuk mengatasi proxy war yang ada di timur tengah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun