Menjelang musim-musim Pemilihan Umum (PEMILU) tentu banyak orang yang memproklamirkan diri 'akan' menjadi pemimpin rakyat, dengan janji-janji manisnya jika terpilih akan membuat kebijakan yang berpihak pada rakyat. Yaaa, meskipun pada akhirnya itu hanya akan jadi janji-janji omong kosong semata, karena memang sejatinya kita sebagai rakyatlah yang harus memperjuangkan diri kita sendiri. Hehehe.
Tapi pada tulisan ini saya tidak akan membahas tentang bagaimana strategi dan taktik untuk dapat memenangkan kontestasi PEMILU. Saya hanya ingin sekedar berbagi pandangan tentang bagaimana membangun karakter kepemimpinan seperti apa yang dicontohkan pada karakter Luffy yang merupakan kapten bajak laut topi jerami atau Straw Hat Pirates (SHP) pada anime ONE PIECE.
Meskipun oleh para penikmat ONE PIECE sering disebut sebagai "Baka Senchou" atau kapten bodoh. Namun karakter Luffy pada anime ini digambarkan sangat dipercaya, dan dihormati oleh para krunya. Yaa meskipun terkadang krunya kesal dengan tingkah konyol kapten mereka tersebut. Hehehe
Komitmen
Hal yang paling utama yang harus dimiliki seorang pemimpin adalah komitmen. Tentu bagi para pecinta ONE PIECE sering kali melihat bagaimana tekat Luffy dan teman-temannya untuk menolong seseorang, kelompok, atau bahkan daerah yang memang butuh untuk ditolong oleh mereka. Mulai dari Luffy yang menolong Zoro, membebaskan Nami dan kampung halamannya dari kuasa Arlong, pembebasan Alabasta, membebaskan Robin di Enies Lobby, pembebasan Dressrosa, hingga yang sekarang ini pembebasan Wano dari belenggu Kaido.
- Social Invesment
Social Invesment ini berkaitan dengan perwujudan komitmen. Yang artinya jika kita mampu mampu mewujudkan komitmen yang sudah kita sampaikan pada orang lain maupun kelompok, tentu secara tidak langsung kita akan mendapat apresiasi sosial dari orang yang kita tolong.Â
Hal ini sangat terasa pada Arc Dressrosa, dimana pada saat itu Luffy beserta krunya, ditambah aliansi kecilnya dengan Law dan Kinemon. Berhasil mengalahkan kelompok Doflamingo yang sudah mengkudeta raja asli mereka, menghilangkan kenangan dengan orang tersayang mereka, dan memberikan kebahagiaan palsu bagi masyarakat Dressrosa.Â
Hingga pada akhirnya ketika kru SHP dan aliansinya berusaha kabur dan dikejar oleh Admiral Fujitora. Mereka berbalik ditolong oleh para penduduk Dressrosa dengan berusaha mengejar mereka dan menempatkan diri mereka di bawah bebatuan yang akan dijatuhkan Fujitora ke SHP dan aliansinya.Â
Hal tersebut sengaja mereka lakukan karena mereka tau bahwa Fujitora tidak akan menyerang masyarakat sipil. Selain itu, hal tersebut juga mereka lakukan sebagai bentuk terimakasih mereka pada kru SHP dan aliansinya yang sudah membebaskan Dressrosa dari belenggu Doflamingo.
- Bangun Jejaring
Bagi orang yang ingin berkarir di Politik, tentu jejaring sangatlah penting. Karena ketika memiliki jejaring, kita akan memiliki kekuatan secara komunal, kekuatan finansial yang lebih baik, dan akses informasi yang lebih baik dari pada tidak berjejaring. Hal inilah yang dilakukan Luffy beserta krunya. Berkat social investment yang mereka punya, menjadikan mereka bajak laut yang memiliki jejaring yang luar biasa dalam bentuk aliansi yang mereka punya.
- Meningkatkan Kualitas Diri
Ini penting bagi para pemimpin yang ingin kepemimpinannya berjalan awet, atau karir politik bisa terus naik. Ya, menaikkan kualitas diri menjadi penting, bagi siapapun yang punya hasrat politik yang tinggi, dan ingin terus menerus menaikkan jabatannya. Hal ini juga yang dipraktekan oleh Luffy, yang mana semakin jauh ia berlayar maka akan semakin kuat juga kekuatan yang dimiliki. Â Bahkan saat kru SHP dipisahkan oleh kekuatan Bartolomeu Kuma, dan juga akibat dari gugurnya Sirohige dan Ace pada perang Marineford. Para kru SHP yang semula akan bertemu lagi dalam 2 hari setelah dipisahkan oleh Kuma, setelah mendapat petunjuk dari Luffy melalui surat kabar, berubah menjadi 2 tahun. Hal ini bukan tanpa alasan, karena Luffy menyadari bahwa lawan-lawan mereka berikutnya juga akan semakin kuat. Oleh karena itu mereka menunda pertemuan mereka demi berlatih secara sendiri-sendiri agar mereka lebih kuat lagi nantinya.
- Tim yang Solid
Untuk menjadi seorang pemimpin yang hebat bagi sebuah organisasi atau kelompok, tentu membutuhkan tim yang solid yang mampu menempati pos-pos bidang atau divisi yang ada dan mampu menjalankannya dengan baik. Sehingga kerja-kerjanya jadi bersinergi.
Hal ini juga yang dilakukan oleh Luffy dalam memilih anggota kelompok bajak lautnya. Luffy selalu memilih orang-orang yang kompeten di bidang yang dia butuhkan. Mulai dari Zoro yang ahli pedang, Nami yang jadi navigator, Sanji yang jadi koki, Usop yang ahli menembak, Chopper yang medis, Franky yang ahli membuat kapal dan senjata, Brook yang ahli musik, hingga yang terbaru Jimbei si manusia ikan yang selain jago karate juga memiliki kemampuan bertarung di dalam yang luar biasa. Â
- Bijak dalam mengambil keputusan
Seorang pemimpin harus bijak dalam mengambil keputusan, apalagi dalam hal membuat perjanjian atau kesepakatan dengan pihak-pihak lain. Momen yang paling saya suka adalah ketika Arc Zou, dimana pada saat itu Kinemon, Kanjuro, dan Raizo meminta Luffy untuk memintanya bergabung bersama aliansi samurai-ninja dari negeri wano, dan suku Mink untuk bertarung melawan Kaido. Namun Luffy sempat menolaknya, karena dia beranggapan bahwa yang pantas untuk meminta beraliansi adalah Momonosuke yang merupakan pewaris sah tahta Shogun di negeri Wano, meskipun dia masih anak kecil.Â
- Menjawab kritik dengan prestasi
Banyak dari pejabat dan pemimpin kita yang ketika dikritik cenderung tutup kuping ketimbang menjawab atau membuktikannya melalui kerja-kerja nyata ataupun prestasi. Di ONE PIECE tentu kita masih ingat saat dimana Bellamy mengatakan bahwa pulau langit itu hanya cerita dongeng semata, kemudian mampu dibuktikan oleh kru SHP bahwa pulau langit itu nyata.Â
Ada lagi saat momen Rayleigh menanyakan pada Luffy saat di Sabaody sebelum time skip, yang mengakatan bahwa lawan-lawan mereka di dunia baru akan semakin kuat, dan apakah mereka sudah cukup kuat untuk menghadapinya. Luffy yang awalnya cukup percaya diri dengan kekuatannya akhirnya menyadari bahwa mereka belum cukup kuat. Maka setelah menghadapi kepungan Marinefort di Sabaody yang dipimpin oleh Kizaru, kemudian dipisahkan oleh Kuma, serta menghadapi kenyataan bahwa Ace dan Shirohige gugur dalam perang Marinefort.Â
Akhirnya Luffy menyadari bahwa dia belum cukup kuat untuk memasuki dunia baru. Dan memutuskan untuk menunda pertemuanya dengan krunya yang semula 2 hari menjadi 2 tahun untuk berlatih agar menjadi lebih kuat lagi dan siap untuk memasuki dunia baru.
***
Dari cerita ONE PIECE memang banyak nilai dan pembelajaran yang bisa kita dapatkan. Salah satunya tentang gaya kepemimpinan Luffy tersebut. Demikian, jika ada yang mau memberi masukan tentang tulisan ini atau memberi saran tulisan apalagi yang berkaitan dengan ONE PIECE atau topik lainnya boleh tulis di komen.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H