Mohon tunggu...
Arigo Muda
Arigo Muda Mohon Tunggu... -

Lahir di Jember 16 Juni 1993, saat ini studi di Faperta Unej, alumni SMAN 5 Jember dan SMPN 2 Jember. Suka hal yang berbau bola, apalagi sosok pelatih/manajernya. Mencoba beropini tentang hal itu.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Piala Dunia yang Sekadar Mimpi

11 Oktober 2011   16:33 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:04 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Baru beberapa jam yang lalu kita melihat timnas Indonesia kembali tersungkur 2-3 oleh Qatar. Hasil itu menempatkan Garuda Merah Putih di dasar klasemen Grup E. Untuk lolos ke babak selanjutnya? Hampir pasti menjadi hil yang mustahal (kata Alm. Asmuni). Hanya keajaiban yang bisa membawa kita tetap ada asa mencicipi Piala Dunia 2014 di Brazil nanti.

Perjalanan tim yang diasuh Wim Rijsbergen kali ini tidak berlangsung mulus, tiga kali main, tiga kali tersungkur. Seharusnya menilik tiga laga itu, kesempatan menjadi tuan rumah dua kali setidaknya harus mampu dimanfaatkan untuk mendulang poin penuh, apalagi Bahrain dan juga Qatar (dua lawan di Jakarta) termasuk tim Timur Tengah yang pernah kita kalahkan, artinya untuk kembali menjungkalkan mereka tetap ada kesempatan.

Apa lacur, Bahrain meremukkan kita 2-0 dan Qatar mematahkan sayap sang garuda 3-2. Jika ditotal dari tiga laga awal ini, Indonesia hanya mampu melesakkan dua gol dan kebobolan delapan gol! Ironis dan menyesakkan dada di saat antusiasme kebangkitan timnas masih tetap terjaga. Dan rasanya, menggantungkan harapan agar lagu Indonesia Raya bisa berkumandang di negerinya Dilma Rousseff itu menjadi sesuatu yang tidak mungkin terjadi. Sesuatu yah!

Agaknya apa Indonesia berlaga di piala dunia hanyalah sekadar menjaga mimpi atau terus selamanya dibuai mimpi. Kita atau bahkan generasi selanjutnya belum pasti melihat negeri ini berkancah internasional selevel piala dunia yang elitnya bukan main. Jangankan dunia, level Asia atau bahkan Asia Tenggara saja kita belum bisa berbicara terlampau banyak. Memang sudah waktunya untuk mengubah mindset tentang sepak bola di negeri yang amat kita cintai ini!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun