Mohon tunggu...
Arigo Muda
Arigo Muda Mohon Tunggu... -

Lahir di Jember 16 Juni 1993, saat ini studi di Faperta Unej, alumni SMAN 5 Jember dan SMPN 2 Jember. Suka hal yang berbau bola, apalagi sosok pelatih/manajernya. Mencoba beropini tentang hal itu.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Alex Ferguson Pensiun, Jose Mourinho Masuk

21 September 2011   10:29 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:45 515
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Judul di atas tentunya bukan untuk menciptakan kegentingan tensi dalam sepak bola Inggris, terlebih bagi fans Manchester United. Namun itulah keadaan nyata bila Alex Ferguson pensiun, maka Mourinho direkomendasikan sebagai calon kuat penggantinya.

Tidak salahkah Ferguson memilih Mourinho? Sebetulnya tidak ada yang salah bila Fergie ingin mantan pelatih Inter Milan itu sebagai suksesornya. Kapasitas dan kapabilitasnya dalam melatih sudah diakui dunia. Predikatnya sebagai pelatih papan atas dunia mempertegas bagaimana sosok Mourinho sebenarnya. Meski tukang pembuat kontroversi, kadang sampai memalukan, prestasinya juga berbicara. Di setiap tim yang memakai jasanya, selalu ada saja trofi yang dia beri.

Namun, selama ini Mourinho bukan dikenal sebagai pelatih tahan lama di suatu tim. Paling banter, catatan karirnya tertulis tiga tahun melatih Chelsea. Itu pun dengan akhir yang tidak enak, dia mundur via mutual consent atas ketidakcocokan dengan manajemen. Bila situasi yang sama dipraktikkannya pada The Red Devils, tentu menjadi celah besar bagi disharmonisasi untuk masuk. Sebab, bila akhirnya dia dipilih, Mourinho akan terbebani masa transisi tim. Mewarisi skuad dari manajer selama 25 tahun lebih tentu bukan perkara mudah. Dia akan dihadapkan pada berbagai masalah. Meski demikian, masalah yang hadir bak makanan favoritnya. Kemampuan psikologinya dalam meramu tidak diragukan lagi. Tim-tim asuhannya merasakan betul kehebatan Mourinho soal itu. Namun tetap saja, bapak dua anak itu hanya manusia biasa. Dari psikologinya yang hebat, tercipta berbagai macam kontroversi. Maklum, tipikal kepribadiannya Choleric. Orang-orang choleric adalah orang-orang yang tidak mau tunduk, gemar menentang mainstream, dan memiliki kepercayaan diri tanpa batas. Tapi justru itulah kekuatan Mourinho sebenarnya. Apalagi didukung dengan kemampuan menganalisis lawan yang luar biasa, jadilah Mourinho seperti saat ini, arogan, memuakkan, namun sarat prestasi.

Menggantikan orang sekaliber Fergie tentu bukan hal yang menyenangkan. Tapi lebih dari sebuah tantangan berat, karena masuk bayang-bayang meneruskan kejayaan yang sudah ada. Ibarat kerajaan, Mourinho akan menerima tongkat kekuasaan dari raja yang telah disegani selama bepuluh-puluh tahun. Biasanya dalam suksesi itu ada rakyat yang tidak menerimanya. Itulah nanti tugas Mourinho, mengajak rakyatnya untuk memberi dukungan penuh. Sebab, mengubah mindset sebuah dinasti tidak selayaknya membalik sebuah telapak tangan. We just wait and see, Mou!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun