Percayakah kamu, jika seorang ibu atau ayah menyayangi anaknya dengan sebenar-benarnya sayang, maka ia akan mengarahkan anaknya ke arah kebaikan. Semakin ia sayang, semakin besar perhatiannya pada kebaikan anaknya.Â
Soal cara, keras atau lembut, maka itu adalah pilihan. Namun, bagi seorang ibu atau ayah, cara apa pun ia lakukan, ia harus bisa memastikan bahwa cara tersebut akan membuat si anak bertambah baik.
Barangkali si anak tidak memahaminya. Tapi, aku yakin itu hanya sementara waktu. Selama orang tua berpegang teguh pada kebenaran dan rasa sayangnya itu -- untuk si anak, bukan untuk dirinya sendiri, maka pasti suatu saat si anak akan menyadarinya.Â
Jika ia merasa sakit hati sekarang, karena belum memahami yang dilakukan orang tuanya, suatu saat ia akan sadar bahwa ia memang harus menerima 'pengajaran' tersebut.
Ada yang mengajari anaknya mandiri dengan tak memberinya uang saku. Ada yang dengan membiarkan dia jalan kaki ke sekolah meskipun jauh. Ada yang memberinya uang dengan syarat bekerja membantu orang tuanya.Â
Bagi anak, awalnya memang menyakitkan. Tapi jika orang tua mendasarinya dengan niat tulus dan tujuan benar, maka si anak akan menerima efek positif dari pengajaran itu. Kelak.
Maka, jika apa yang kulakukan hari ini tidak mengenakkanmu, membuatmu kecewa, membuatmu sakit hati: maafkan aku. Tapi kuharap, kelak kamu akan tahu jika apa yang aku lakukan hari ini adalah untukmu juga. Tetaplah optimis, perbaiki kesalahanmu, dan tatap masa depanmu.
Dengan pelan, laki-laki itu menuliskan angka 0 pada kertas kuis salah satu mahasiswanya. Ia tanda tangani lalu ia melangkahkan kaki ke arah sosok yang terlihat pucat wajahnya. Dengan pelan ia serahkan kertas itu, dan ia berkata, "Pulanglah, untuk hari ini".
Si mahasiswa tertunduk,. Dibereskannya buku yang tadi dia sembunyikan di bawah bangkunya.  Dimasukkannya ke dalam tas, lalu ia keluar kelas  sambil mengucap salam dengan lirih. Lelaki itu membalasnya lalu kembali ke mejanya. Sambil menatap mahasiswa lain yang kembali sibuk mengerjakan kuis, ia duduk. Lalu dibukanya laptopnya dan dibukanya file 'nilai'. Diketiknya angka 0 di  presensi nomor 26.
Ini akan jauh menyakitkan jika kulakukan di akhir semester. Sebab jika terjadi saat itu, kau akan langsung berakhir. Tapi jika sekarang, aku yakin kamu akan segera bergegas memperbaikinya di UAS nanti. Dan jika kamu mengenang peristiwa hari ini dengan positif, kuyakin baik di kelas atau setelah kamu menjalani ikatan dinas nanti kamu akan melakukan dengan cara yang terbaik. Semoga.