Mohon tunggu...
A Zainudin
A Zainudin Mohon Tunggu... Lainnya - Penyuka Sastra

Menulis sesuai kata hati.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Cinta dalam Segelas Teh

9 Agustus 2020   08:30 Diperbarui: 9 Agustus 2020   12:03 376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Segelas teh disajikan pagi ini.  Asapnya mengepul membawaku kehadapanmu.  Kau  menyuruhku cepat mereguknya, lewat isyarat matamu.

Kau telah begitu mengenali semua lekuk lidahku.  Semua nikmatku telah kauprediksi sedemikian rupa, sehingga aku tahu teh ini seharusnya berwarna bagaimana dan manisnya seperti apa.  Aku takluk pada nikmat yang entah bagaimana selalu ada.  Aku tak bisa menggambarkan rasa selain suka.

Segelas teh pagi ini masih mengepul.  Uapnya menggodaku untuk menyesapnya.

Tiba-tiba aku terjaga.  Warna teh ini berbeda, rasanya tak seperti biasanya.  Kutatap matamu.

Aku terkesiap.  Mata itu hanya mirip milikmu.  Mata anak sulungmu.

"Jangan terlalu manis pak, pesan Ibu."katanya mengaburkan sosokmu.

Aku hanya tergugu.  Membisu sambil menahan air mataku.   

Tangerang Selatan, 9 Agustus 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun