Mohon tunggu...
Arif Yupiter Gulo (AYG)
Arif Yupiter Gulo (AYG) Mohon Tunggu... -

SETIA Jakarta (S-1)/ STT Jaffray Jakarta (S-2).

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tegar Tengkuk: Apa dan Bagaimana?

11 Februari 2019   10:33 Diperbarui: 2 Juli 2021   05:34 1119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tegar Tengkuk: Apa dan Bagaimana? | dokpri

Sebuah sukacita karena mendapatkan kesempatan untuk melayani di BNKP Filadelfia Cileungsi. Tentu sukacita tampak karena sudah setahun lamanya berpisah karena mutasi pelayanan. Dulu melayani di jemaat itu selamanya 5 tahun lebih. Dalam kesempatan yang penuh makna tersebut dipercayakan berbagi renungan firman Tuhan. Tema yang diketengahkan adalah, TEGAR TENGKUK berdasarkan Keluaran 33:1-6. 

Apa sesungguhnya Tegar Tengkuk? Dalam Kamus besar bahasa Indonesia menjelaskan bahwa keras kepala, tidak mau menurut. Dengan kata lain, tidak taat, tidak setia dan tidak patuh. Terkait dengan bacaan dalam Keluaran 33:1-6 ungkapan kata Tegar Tengkuk dua kali diulangi yaitu dalam ay. 3 dan ay. 5. Ungkapan ini bukan dari Musa tetapi Tuhan menyebutkannya. 

Baca juga: Bersatu Erat dalam Persekutuan

Ungkapan Tegar Tengkuk ini ditujukan kepada bangsa Israel. Tuhan menyebut bangsa Israel sebagai bangsa yang tegar tengkuk sangat jelas dan tajam dijelaskan dalam pasal 32 yang menyatakan bahwa bangsa Israel membuat baginya anak lembu emas yang berasal dari anting-anting mereka dan kemudian memahatnya menjadi anak lembu emas. Mereka membuat anak lembu emas itu guna untuk mereka sembah dan sujud sebagai pengganti Allah sesungguhnya. 

Oleh karena itu, sikap dan tindakan serta perbuatan bangsa Israel itu memicu kemarahan Tuhan yang begitu dahsyat. Kemarahan Tuhan itu jelas dinyatakan dalam ay. 3 menyatakan bahwa Tuhan tidak berjalan di tengah-tengah bangsa Israel. Ungkapan ini menunjukkan bahwa Tuhan tidak berpihak dan tidak menyertai bangsa Israel. Walaupun Tuhan berjalan di tengah-tengah mereka bukan untuk menyertai tetapi membinasakan. 

Baca juga: Hikmat Dalam Kepemimpinan Kristen

Terkait dengan pernyataan ini, mengindikasikan bahwa Tuhan tidak mau dipermainkan oleh manusia. Bahkan Tuhan tidak mau dinomorduakan tetapi Tuhan mau menjadi Tuhan satu-satunya yang diutamakan. Itu sebabnya, Amos 5:4 dinyatakan bahwa "Carilah Aku, maka kamu akan hidup" Ini adalah ungkapan yang tidak bisa ditawar-tawar. Makanya dalam kisah Zakheus menjelaskan tentang upaya untuk melihat Yesus dalam kerumunan orang banyak. Yesus melihat dan bertamu di rumah Zakhues. Zakheus bertobat dan akibatnya keselamatan menjadi hadiah kepada Zakhues dan seisi rumahnya. 

fb-img-1549862235302-5c61062c6ddcae19ae1bb7a2.jpg
fb-img-1549862235302-5c61062c6ddcae19ae1bb7a2.jpg
Namun, bangsa Israel tidak mengisahkan tentang upaya mencari Tuhan, justru sebaliknya meninggalkan Tuhan sehingga yang terjadi adalah Tuhan mengancam mereka supaya bertobat. Ancaman yang mengerikan itu, membuat bangsa Israel berkabung dan tidak memakai perhiasan mereka. Hal ini menunjukkan bahwa bangsa Israel berdukacita dengan ancaman Tuhan tersebut. Tentu hal ini bersumber dari pengalaman mereka, bahwa ancaman Tuhan tidak pernah main-main. 

Baca juga: Sehati Sepikir (Filipi 2:2b)

Sebab, jika Tuhan sudah mengingatkan akan hukuman pasti akan terjadi. Hal itu dalam pasal 32:26-28 menyatakan bahwa terjadi pembunuhan dan pembantaian antara saudara dan sesama sehingga menewaskan kira-kira tiga ribu orang banyaknya. Itu sebabnya ditandai dengan menanggalkan perhiasan mereka. Tindakan tidak memakai perhiasan mereka oleh karena dari perhiasan mereka menimbulkan adanya sikap yang menyimpang dan menyesatkan dengan mengakibatkan mereka berdosa.  

Upaya untuk berkabung dan menanggalkan perhiasan sebagai respon untuk menyesal dan patuh kepada Tuhan. Bahkan dapat dipastikan bahwa mereka meninggalkan segala-segalanya dan mau taat dan setia serta patuh kembali. Taat dan setia serta patuh kepada Tuhan tidak akan sia-sia. Justru mendapatkan sukacita besar yang tidak terhingga dan terukur nilainya dengan pikiran manusia yaitu hadiah kehidupan kekal dari Tuhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun