Mohon tunggu...
Arif Wijaya
Arif Wijaya Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money

Seorang Guru yang Hidup dari Barang Rongsokan

29 Januari 2017   14:50 Diperbarui: 29 Januari 2017   16:48 1256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menjadi seorang wirausaha tidak cukup hanya memiliki modal karena ada beberapa aspek lain yang bisa menentukan sukses atau tidaknya dalam membuka usaha, salah satunya adalah jeli dalam melihat peluang. Sebab, jika kita membuka usaha tanpa melihat peluang maka sebesar apapun modal yang dikeluarkan, tidak bisa menjamin kesuksesan usaha tersebut. Bahkan, ada orang-orang yang tidak memiliki modal tapi pandai melihat peluang, bisa menjadi seorang pengusaha.

Contohnya Purnama, warga Blok Kamplong, Desa Drunten Wetan, Kecamatan Gabuswetan, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Purnama yang juga berprofesi sebagai guru di sebuah sekolah dasar (SD) melihat potensi jual-beli barang bekas atau rongsok yang sudah tidak terpakai. Setiap hari Purnama berjalan kaki untuk mengumpulkan barang-barang rongsok tersebut, dari rumah ke rumah dan dari tempat sampah ke tempat sampah.

Cibiran, cemooh, dan perkataan yang tidak enak terus sampai ke telinga pria berusia 45 tahun ini. Masyarakat memandang sebelah mata pekerjaan Purnama yang tidak mencerminkan harkat seorang tenaga pendidik karena berpakaian kotor dan hanya mengumpulkan sampah.

Beberapa waktu berdagang barang rongsok, Purnama berhasil membungkam kritik dan cibiran orang-orang di sekitarnya. Saat ini usaha jual-beli barang bekasnya berhasil karena dirinya berhasil “menyulap” barang-barang yang tidak terpakai menjadi barang yang memiliki nilai jual tinggi.

Purnama sudah menjalankan usahanya selama lima tahun dan tidak perlu turun ke jalan untuk mengumpulkan barang rongsok karena ia sudah memiliki karyawan. Sebagai seorang guru, Purnama juga telah berhasil mengajarkan pada murid-muridnya untuk bisa mandiri dan jeli dalam melihat peluang membuka usaha. Purnama juga mengajarkan kepada masyarakat untuk tidak perlu malu dalam berbuat sesuatu dan tetap fokus pada tujuan awal meski banyak orang yang memandang negatif.

Purnama yang tengah berusaha mengembangkan usahanya tersebut merasa membutuhkan tata cara mengelola keuangan yang baik dalam berusaha. Oleh karena itu, Purnama mengikut pelatihan pengelolaan keuangan yang diadakan BPR PK Kroya yang bekerja sama dengan Mercy Corps Indonesia dalam Program Feed Mobile. Setelah mengikuti pelatihan tersebut, Purnama mampu melakukan pencatatan dan pembukuan usahanya lebih baik lagi.

“Pelatihan ini sangat berguna bagi orang seperti saya yang awam terhadap pengelolaan keuangan,” katanya.

Purnama berharap terus mengembangkan usahanya, bukan hanya usaha barang rongsok tapi usaha lain seperti membuka warung makan, warung kelontong, dan lain sebagainya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun