Mohon tunggu...
Arif Wijaya
Arif Wijaya Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Ini Alasan Mengapa Depok Lebih Buruk daripada Perkiraan Para Pendatang

23 Juli 2015   11:34 Diperbarui: 23 Juli 2015   19:07 5493
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Satu lagi dan mungkin hal ini adalah yang harus mendapat perhatian bersama, yaitu masalah keamanan di mana sering terjadi tindak kejahatan di sekitar kampus UI. Bahkan belum lama ini, Depok menjadi terkenal lantaran menjadi sarang kawanan begal motor yang dalam aksinya tidak segan untuk membunuh korbannya dan mengambil sepeda motornya. Kasus begal ini pun sampai mendapat perhatian Kapolri, dilansir beberapa berita online yang saya baca bahkan Kapolri sampai harus memerintahkan Kapolresta Depok membuat unit satuan khusus antibegal yang diberi nama Tim Jaguar.

Memang beberapa pelaku begal sudah ditangkap, namun yang mengejutkan adalah para pelaku ternyata berusia belasan tahun. Anak muda yang seharusnya bisa produktif, malah menjadi kawanan begal dan hasus menghancurkan masa depannya lantaran masuk penjara. Mungkin jika Depok bisa membina para anak muda ini hal ini tidak perlu terjadi karena jika anak muda diberikan tempat, ruang dan spasi untuk bisa berkarya dan dibimbing dengan benar maka setidaknya mereka bisa berada dalam jalan yang lurus dan tidak perlu berbuat kriminal.

Berdasarkan pengamatan saya dari berbagai berita, kebanyakan pelaku kejahatan di Depok merupakan pemuda yang putus sekolah dan tidak punya pekerjaan. Hal ini tentunya harusnya menjadi perhatian pemkot Depok di mana banyak anak muda lebih memilih melakukan tidak kejahatan. Ke depan saya berharap Depok bisa berubah bukan hanya untuk saya tapi untuk warga Depok yang memang saya rasa juga mengidamkan Depok yang tata kotanya teratur, transportasinya teratur, aman dan banyak ruang publik yang bisa mengakomodasi anak-anak muda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun