Mohon tunggu...
Arif Wahyu Setiyadi
Arif Wahyu Setiyadi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Prodi Ilmu Komunikasi 24/23107030031

Izin memperkenalkan diri, saya Arif Wahyu Setiyadi, orang ngapak asli dari Purbalingga yang masih belajar dan perlu bimbingan. Arif ini hobi bermain games on line untuk menghibur diri, juga hobi traveling, solo riding dengan motor kesayangan nya.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Obesitas pada Usia Muda: Masalah Kesehatan yang Mendesak

8 Juni 2024   10:33 Diperbarui: 8 Juni 2024   10:38 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Obesitas pada usia muda telah menjadi masalah kesehatan global yang semakin meningkat dalam beberapa dekade terakhir. Kondisi ini tidak hanya mempengaruhi fisik anak dan remaja, tetapi juga berimplikasi jangka panjang terhadap kesehatan mereka. Pada artikel ini, penulis akan mengupas penyebab, dampak, dan cara mengatasi obesitas pada usia muda.

Ada banyak faktor yang menyebabkan obesitas pada anak dan remaja. Pola makan tidak sehat anak-anak yang sering mengonsumsi makanan tinggi kalori, gula, dan lemak berisiko lebih tinggi untuk mengalami obesitas. Junk food, minuman bersoda, dan camilan manis adalah beberapa contoh makanan yang berkontribusi pada peningkatan berat badan. Selain pola makan yang tidak terjaga dan tidak teratur, kurang nya aktivitas fisik seperti olahraga juga menjadi salah satu faktor terjadinya obesitas.

Gaya hidup modern yang cenderung pasif, seperti menonton televisi, bermain video game, dan penggunaan perangkat elektronik lainnya, telah mengurangi waktu yang dihabiskan anak-anak untuk beraktivitas fisik. Hal ini menyebabkan kalori yang masuk ke tubuh tidak terbakar dengan baik. Selain itu, ternyata obesitas juga dapat di pengaruhi oleh faktor genetik dan juga lingkungan serta sosial ekonomi yang tidak dapat menunjang gaya hidup sehat seseorang.

Genetik berperan dalam menentukan kecenderungan seseorang untuk mengalami obesitas. Anak-anak dari orang tua yang obesitas memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami kondisi serupa. Lingkungan tempat tinggal dan kondisi sosial ekonomi juga mempengaruhi risiko obesitas. Anak-anak yang tinggal di lingkungan dengan akses terbatas ke makanan sehat atau fasilitas olahraga berisiko lebih tinggi mengalami obesitas. Obesitas tidak hanya berdampak pada fisik penderita namun juga berkemungkinan berdampak pula pada psikologis dan prestasi akademik anak.

Obesitas pada anak dan remaja tidak hanya berdampak pada kesehatan fisik, tetapi juga pada kesehatan mental dan kualitas hidup secara keseluruhan. Obesitas meningkatkan risiko anak-anak untuk menderita berbagai penyakit kronis seperti diabetes tipe 2, hipertensi, kolesterol tinggi, dan penyakit jantung. Selain itu, obesitas juga dapat menyebabkan gangguan pernapasan, masalah tulang dan sendi, serta gangguan tidur. Selain berbagai penyakit kronis yang menanti pada penderita obesitas, gangguan psikologis juga lumrah terjadi pada penderita obesitas. Anak-anak yang obesitas sering menghadapi stigma sosial dan diskriminasi. Hal ini dapat menurunkan harga diri, menyebabkan depresi, dan gangguan kecemasan. Mereka juga lebih rentan mengalami masalah dalam hubungan sosial dengan teman sebaya. Hal ini juga berpengaruh dengan prestasi akademik anak. Ada bukti bahwa obesitas dapat mempengaruhi prestasi akademik. Anak-anak yang obesitas mungkin memiliki masalah dengan konsentrasi dan energi, yang pada akhirnya mempengaruhi kinerja mereka di sekolah.

Mengatasi obesitas pada anak dan remaja memerlukan pendekatan holistik yang melibatkan berbagai pihak, termasuk keluarga, sekolah, dan komunitas. Agar anak memiliki motivasi dan semangat untuk melawan obesitasnya. Pendidikan tentang nutrisi dan pola makan yang sehat, meningkatkan aktivitas fisik, peran orang tua, konsultasi dokter serta pendekatan komunitas diperlukan agar anak dapat segera terbebas dari belenggu obesitas.

Penting untuk mengajarkan anak-anak tentang pentingnya pola makan sehat. Orang tua dan sekolah harus memberikan contoh dengan menyediakan makanan bergizi dan mengurangi konsumsi makanan tidak sehat. Selain memperbaiki pola makan, anak-anak juga harus didorong untuk berpartisipasi dalam kegiatan fisik secara rutin. Sekolah dan komunitas dapat menyediakan fasilitas olahraga dan program aktivitas fisik untuk anak-anak.

Orang tua harus berperan aktif dalam mendorong gaya hidup sehat. Membatasi waktu layar, mendorong aktivitas fisik, dan menyediakan makanan sehat adalah beberapa langkah yang dapat diambil. Dalam beberapa kasus, intervensi medis mungkin diperlukan. Konsultasi dengan ahli gizi atau dokter anak dapat membantu merancang program penurunan berat badan yang aman dan efektif. Program-program komunitas yang mempromosikan gaya hidup sehat dapat membantu menciptakan lingkungan yang mendukung anak-anak dalam mencapai berat badan yang sehat. Kampanye kesadaran, penyediaan fasilitas umum untuk olahraga, dan akses ke makanan sehat adalah beberapa contoh langkah yang dapat diambil.

Obesitas pada usia muda adalah masalah kesehatan yang serius dan memerlukan perhatian segera. Dengan memahami penyebab dan dampaknya, serta menerapkan strategi yang tepat, kita dapat membantu anak-anak dan remaja mencapai berat badan yang sehat dan kualitas hidup yang lebih baik. Peran serta orang tua, sekolah, dan komunitas sangat penting dalam menciptakan lingkungan yang mendukung gaya hidup sehat bagi generasi muda.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun