Selain di Mesir, daerah-daerah lain juga menemukan dan memanfaatkan emas. Perhiasan emas telah dipakai oleh pria dan wanita di peradaban Sumeria sekitar 3000 SM dan rantai emas pertama kali diproduksi di kota Ur pada 2500 SM. Peradaban Minoan di Kerta pada awal 2000 SM dikenal sebagai produsen pertama perhiasan rantau kabel (cable chain jewellery).Â
Di Amerika Selatan, emas juga ditemukan pada peradaban Chavin di Peru sekitar 12000 SM dengan penambangan dan pengecoran emas dilakukanoleh masyarakat Nazca dari tahun 500 SM. Eksplorasi Eropa di Amerika lebih dari seribu tahun setelahnya dipicu laporan mengenai banyaknya emas yang dihasilkan oleh masyarakat asli Amerika terutama di Mesoamerica,Peru,Ekuador dan Kolombia (Daniels,2012)
Pembuatan kepingan koin emas Ying Yuan dilakukan oleh China pada 1091 SM. Kepingan emas ini berbentuk kotak dalam berbagai ukuran dan banyak ditemukan pada makam, sehingga diduga kepingan emas ini lebih digunakan sebagai uang pemakaman daripada alat tukar.Â
Pada 550 SM, raja Kroisos dari kejayaan Lydia (Turki) mencetak koin emas pertama dan menjadikannya sebagai mata uang. Sejak saat itu, orang-orang Yunani kuno mulai melakukan penambangan emas pada daerah Mediteranian dan Timur Tengah, dan penggunaan koin sebagai mata uang semakin berkembang dan berlanjut pada masa kerajaan Romawi. Salah satu koin emas yang paling terkenal adalah Bezant atau cetakan koin emas Romawi yang pertama kali diperkenalkan pada masa pemerintahan kaisar Konstantin.
Seiring pertumbuhan kerajaan Romawi (509 SM -106 SM), teknologi penambangan mengalami kemajuan dikarenakan meluasnya daerah kekuasaan Roma yang sumber dayanya dapat dimanfaatkan. Metode penambangan yang telah ada dan berkembang sejak Zaman Perunggu, seperti peleburan dan penempaan logam, tetap digunakan Elektrum, paduan emas dan perak yang terbentuk secara alami, sebelumnya dimanfaatkan tanpa dimurnikan.Â
Pada masa penguasaan Romawi, pemurnian electrum mulai dilakukan dengan metode cupellation yang dikembangkan, yaitu dengan menuangkan electrum yang sudah dilelehkan ke dalam air dingin dan dicampurkan dengan garam untuk memisahkan emas dengan perak klorida (Tylecote,1962). Penambangan emas yang terdapat di daerah perairan pun mulai dilakukan pada skala besar dengan metode penambangan hidrolik.
Seiring pertumbuhan kerajaan Romawi (509 SM-106 SM), teknologi penambangan pun mengalami kemajuan dikarenakan meluasnya daerah kekuasaan Roma yang sumber dayanya dapat dimanfaatkan. Metode penambangan yang telah ada dan berkembang sejak Zaman perunggu, seperti peleburan dan penempaan logam, tetap digunakan Elektrum, paduan emas dan perak yang terbentuk secara alami, sebelumnya dimanfaatkan tanpa dimurnikan.Â
Pada masa penguasaan Romawi, pemurnian electrum mulai dilakukan dengan metode cupellation yang dikembangan, yaitu dengan menuangkan electrum yang sudah dilelehkan ke dalam air dingin dan dicampurkan dengan garam untuk memisahkan emas dengan perak klorida (Tylecote,1962). Penambangan di daerah perairan pun mulai dilakukan pada skala besar dengan metode penambangan hidrolik.
Emas semakin banyak dimanfaatkan sebagai mata uang di benua Eropa. Pada abad ke-14 nilai logam-logam berharga mulai diklasifikasikan. Koin-koin emas semakin banyak dicetak dan diedarkan. Pada tahun 1717, Inggris melakukan penetapan nilai koin emas. Pada mas itu, satu koin emas bernilai sama dengan 77 shilling.