Dalam pengertian yang paling singkat, kapitalisme adalah suatu sistem sosial dan ekonomi di mana para pemilik kapital (atau kapitalis) mengambil surplus produk yang dihasilkan oleh produsen langsung (atau buruh), yang membuahkan akumulasi kapital.
Kapitalisme sebagai sistem ekonomi mendominasi hampir semua sudut dunia. Bagi sebagian besar kita, kapitalisme begitu menjadi bagian dari kehidupan kita sampai-sampai ia tak lagi kasat mata, layaknya udara yang kita hirup.Â
Kita tidak menyadarinya, Etos, pandangan, dan nilai-nilai internal kapitalismelah yang kita serap dan biasakan seiring kita tumbuh bersamanya. Tanpa disadari, kita belajar bahwa kerakusan, eksploitasi atas seumber daya alam berlebih bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup semata melainkan untuk mendapatkan akumulasi kapital.
Sistem kapitalisme selalu mendambakan pertumbuhan ekonomi, seolah pertumbuhan ekonomi adalah dewa atau obat yang mujarab untuk mengobati kemiskinan dan memberantas pengangguran.
Nyatanya, sistem ini banyak menimbulkan kerusakan lingkungan, penderitaan, eksploitasi buruh, dan kesenjangan yang semakin tinggi antara si kaya dan  si miskin yg semakin jauh.Â
Tuntutan akumulasi kapital harus dibarengi dengan tuntutan kebutuhan akan sumber bahan mentah untuk produksi yg semakin tinggi. Bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan semata, melainkan untuk menciptakan laba. Dorongan untuk terus meningkatkan pertumbuhan ekonomi mengakibatkan eksploitasi manusia dan lingkungan yang masif.
Seiring pertumbuhan jumlah manusia dan produksi industri yang semakin tinggi, kebutuhan akan energi bahan bakar fosil (Minyak, Gas, Batubara) semakin meningkat.Â
Bahan bahan bakar fosil merupakan sumber daya alam tak terbarukan yang suatu saat akan habis. Sehingga dibutuhkan energi yg bersumber dari sumber daya yg dapat diperbarui untuk menunjang kebutuhan energi manusia yaitu Bahan bakar Nabati (Biofuel).
Menurut data U.S Energy Information Administration, konsumsi energi dunia saat ini sebesar 33% masih bergantung pada minyak bumi, 22% dari gas alam, 27% dari batu bara, dan 13% dari energi lain. Dari jumlah tersebut, diketahui bahwa 82% kebutuhan energi manusia diperoleh dari energi fosil.
Saat ini, perusahaan-perusahaan multinasional menjelajahi dunia mencari sumber daya dan kesempatan, mengeksploitasi buruh, memanfaatkan longgarnya aturan lingkungan hidup, dan mengandalkan manfaat keringanan pajak di Negara miskin.Â