Mohon tunggu...
Arif Ulumando
Arif Ulumando Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa pinggir jalan

Perkenalkan nama saya arif ulumando, biasa di sapa sama teman-teman arif Jr, kuliah di sala satu universitas di kota kupang. Jurusan Antropologi sosial, kebiasaan nongkrong di warkop, hobi bermain gitar, dan suka menulis. Semoga tulisan beta bisa menghibur bagi pengunjung kompasiana. Yakusa💚🖤 #Penyair ulung

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tawamu Merupakan Sebuah Candu Bagiku

10 September 2022   01:52 Diperbarui: 10 September 2022   13:16 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kisah klasik yang ingin kutorehkan dalam bait-bait sajakku, suda lawah aku tak mendengar tawamu, sebuah impian yang kudambakan ketika ingin bertemu denganmu. Tawamu secamacam magnet yang selalu memikatku, aku pun enggan mendustakan hasrat yang kuimpikan, jiwa ini seakan menolak untuk berpaling lagi denganmu, karena kamu manifestasi tuhan yang terinda.

Senyummu mendamaikan hati, tawamu meluluhkan waktu, diammu membunu jiwaku oleh hasrat cinta yang tak mau berdusta, harapan itu seketika berkobar ketika melihat wajah indahmu, dibalik tawamu itu ingin sekali mengenal dirimu lebih jauh, saling menukar cerita dan ingin sekali menghabiskan waktu untuk bersamamu.

Aku akan selalu berusa agar tawa itu tak perna hilang darimu, dan berharap selalu kau berikan kepadaku, kumemohon kepada langit tolong sampaikan salamku padanya, agar diri ini tak merasa gelisa dalam lamunan, sehingga kopi yang begitu dingin akan terasa nikmat bilaku seduh setiap tegukan. Ketulusan cinta yang kuhajatkan melewati langit-langit hingka menembut keangkasa, akan ka cinta yang tulus ini mapu mengalahkan cintanya ali ke fatima, atau habibi terhadap ainun. 

#penyair ulung

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun