Oleh ARIFULHAK Â ACEH
Aneh...
Pura-pura sedih
Pura-pura menangis
Pura-pura berduka
Bersedihlah engkau wahai sang durjana
Selagi nafas mu masih tersengal
Menangislah engkau wahai angkara murka
Selagi angin berhembus menerpa
Berdukalah engkau wahai biang kerok
Selagi engkau bisa menyaksikan kebisuan malam
Kata-katamu di mikrofonmu
Senyum di balihomu
Lambaian tangan di pentasmu
Janji yang kau teriakkan di balik layar
Akan jadi bayangan kelam sejarahmu
Dan ingin mati ?
Sekarang ?
Lebih cepat lebih baik
Rakyat tidak butuh ocehanmu duhai si angkara murka
Enyahlah segera dari ruang sejarah
Negeri ini  akan merana bila wujudmu masih ada
Cepatlah pergi karena rakyat tak ingin tersakiti lagi
Cepatlah menghilang karena rakyat benci dengan keangkuhanmu
Cepatlah pergi agar rakyat menggoreskan tinta emas untuk ibu negeri
Medan, Ahad, 5 Juni 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H