Mohon tunggu...
ARIFULHAK  ACEH
ARIFULHAK ACEH Mohon Tunggu... Freelancer - Tebar Kebaikan Untuk Ummat

Umur begitu singkat. Karya tulisan akan dikenang

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi: Aneh

5 Juni 2022   18:15 Diperbarui: 5 Juni 2022   20:43 2031
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Oleh ARIFULHAK  ACEH

Aneh...
Pura-pura sedih
Pura-pura menangis
Pura-pura berduka

Bersedihlah engkau wahai sang durjana
Selagi nafas mu masih tersengal
Menangislah engkau wahai angkara murka
Selagi angin berhembus menerpa
Berdukalah engkau wahai biang kerok
Selagi engkau bisa menyaksikan kebisuan malam

Kata-katamu di mikrofonmu
Senyum di balihomu
Lambaian tangan di pentasmu
Janji yang kau teriakkan di balik layar
Akan jadi bayangan kelam sejarahmu

Dan ingin mati ?
Sekarang ?
Lebih cepat lebih baik
Rakyat tidak butuh ocehanmu duhai si angkara murka

Enyahlah segera dari ruang sejarah
Negeri ini  akan merana bila wujudmu masih ada
Cepatlah pergi karena rakyat tak ingin tersakiti lagi

Cepatlah menghilang karena rakyat benci dengan keangkuhanmu

Cepatlah pergi agar rakyat menggoreskan tinta emas untuk ibu negeri

Medan, Ahad, 5 Juni 2022

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun