Mohon tunggu...
ARIFULHAK  ACEH
ARIFULHAK ACEH Mohon Tunggu... Freelancer - Tebar Kebaikan Untuk Ummat

Umur begitu singkat. Karya tulisan akan dikenang

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Muhammadiyah Akhir Zaman (Part II-Selesai)

15 Februari 2022   17:41 Diperbarui: 15 Februari 2022   17:57 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Muhammadiyah Akhir Zaman (Part II - Selesai)

Oleh  Ariful Haq   A.,  S.Pd., M.Hum.

Hidup-Hidupilah Muhammadiyah, Jangan Mencari Hidup di Muhammadiyah (KH.A. Dahlan,1912) adalah semboyan utama yang digaungkan  Sang Kiyai selama menjalankan gerakan Dakwah Amar Makruf  Nahi Munkar di tengah-tengah masyarakat yang pada saat itu belum tertindas penjajahan baik secara lahiriah  maupun theologis. 

Logika berkalimat yang dilontarkan sang Kiyai menembus jauh ke ulu hati dan  peradaban masa depan untuk keutuhan sebuah bangsa. Tak ada yang paham ketika kalimat ini disampaikan pada saat itu. 

Namun kepatuhan dan keikhlasan para jama’ah bimbingan beliau telah berimbas pada kegigihan untuk bersama-sama memperjuangkan sebuah persyarikatan dengan hadirnya militansi dan kepercayaan diri yang tinggi.

Seiring bertambahnya masyarakat yang bergabung dalam persyarikatan,perjuangan dakwah pun semakin hari semakin meluas dari satu daerah ke daerah lain. Apa yang diajarkan oleh sang Kiyai langsung diamalkan dan semua merasa berkepentingan dan harus berbuat sesuatu untuk melanjutkan dakwah. 

Sehingga ummatpun  semakin sadar bahwa butiran kalimat Sang Kiyai benar telah membekas di lubuk sanubari mereka.Tanpa dikomando, mereka telah bangkit dan sadar APA, SIAPA, BAGAIMANA melepaskan diri dari sebuah belenggu.Ya, awal sejarah telah dimulai. Bersatu dalam satu bendera perjuangan-Islam !

Islam tidak mengenal perbedaaan ; ras, budaya, kasta, bahasa, keturunan. Di hadapan  Allah, semua manusia sama hanya ketaqwaanmulah yang membedakanmu satu sama lain (QS. Al Hujurat :13) Islam terikat hanya dalam dalam satu wadah-Islam Rahmatan Lil’Alamin (QS.Al Anbiya : 107).

Sejarah telah mencatat bahwa di  awal persiapan kemerdekaan, buah ilmu yang dipelajari dari Sang Kiyai telah mendorong para kader Muhammadiyah bertekad dan mengikhlaskan diri sebagai syuhada negeri ini.Tanpa pikir panjang, mereka menggabungkan diri dalam berbagai kesatuan lasykar.

Tanpa memikirkan berapa gaji yang diterima,mereka telah berniat hanya karena Allah semata berjuang untuk membebaskan diri dari kezaliman si angkara murka.Nama-nama seperti Ki Bagus Hadi Kusumo, Juanda, Sudirman, KH. Mas Mansur, KH. AR. Fakhruddin, Buya Hamka, H.Kasman Singodimedjo, Mr.Teuku Muhammad Hasan, KH.Abdul Kahar Muzakkir, Haji Agus Salim, Lafran Pane, Dokter Soutomo,dll.adalah produk keberhasilan  dakwah yang dinakhodai Kiyai Ahmad Dahlan dalam kapal Muhammadiyah yang damai dan mencerahkan.

Problem Abad Kini

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun