Mohon tunggu...
arifsyah
arifsyah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Universitas Djuanda

Mahasiswa Pendidikan Bahasa Arab Universitas Djuanda

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kelompok 11 KKN-T FAIPG UNIDA Laksanakan SEMINAR Pencegahan Stunting dan Pengenalan Bahaya Riba

19 Agustus 2023   18:42 Diperbarui: 19 Agustus 2023   18:53 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kelompok 11 KKN-T FAIPG UNIDA/Dokpri

Selasa, 15 Austus 2023 - Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T)  Fakultas Agama Islam dan Pendidikan Guru (FAIPG) Universitas Djuanda (UNIDA) yang tergabung dalam kelompok 11,  Menyelenggarakan kegiatan Program Kerja dengan Tema "Seminar Pencegahan Stunting Pra Sekolah dan Pengenalan Bahaya Riba" dilaksanakan di  Villa Sultan kediaman Bapak Kades Cijeruk H. Asep Saepul Rohman, berlokasi di Kampung Gegerbitung, Desa Cijeruk Kabupaten Bogor.

Stunting adalah kondisi dimana tinggi badan anak lebih pendek daripada standar usianya akibat kekurangan gizi dalam jangka panjang. Kondisi ini bisa disebabkan oleh malnutrisi yang dialami ibu saat hamil atau anak pada masa pertumbuhannya. 

Berdasarkan data WHO, suatu negara dikatakan mengalami masalah stunting jika jumlah kasusnya di atas 20%. Sedangkan berdasarkan data tahun 2018, jumlah kasus stunting di Indonesia sebesar 30,8% atau setara dengan 3/10 anak Indonesia. Oleh karena itu, stunting masih menjadi masalah yang perlu segera mendapat perhatian.

Postur tubuh anak dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti genetik, hormonal, dan asupan nutrisi. Oleh karena itu, ada anak yang berperawakan pendek karena orang tuanya juga berpostur tubuh pendek. Akan tetapi, stunting berbeda dengan perawakan pendek. Anak dengan stunting pasti memiliki tubuh yang pendek, tetapi anak dengan perawakan pendek belum tentu mengalami stunting.

Adapun gejala stunting sering tidak disadari, karena anak hanya diduga memiliki tubuh yang pendek. Meski demikian, gejala stunting umumnya bisa terlihat saat anak berusia 2 tahun. Gejala yang menunjukkan anak mengalami stunting adalah: Tubuh anak lebih pendek dibandingkan standar tinggi badan anak seusianya, Berat badan anak bisa lebih rendah untuk anak seusianya, Pertumbuhan tulang terhambat,  Mudah sakit, Gangguan belajar dan Gangguan tumbuh kembang pada anak.

Arif Padriansyah selaku ketua kelompok 11 KKN-T FAIPG UNIDA dalam sesi wawancara menyatakan bahwa :" Kami sangat berterimakasih kepada bapak Kades dan Ibu PKK Desa Cijeruk yang telah mendukung dan mensukseskan acara pada program kami sehingga pelaksanaan Seminar Pencegahan Stunting Pra Sekolah dan Pengenalan Bahaya Riba ini dapat terlaksana dengan baik dan sukses hingga penghujung acara. Semoga dengan adanya program ini dapat memberikan edukasi kepada masyarakat Desa Cijeruk khususnya bagi para ibu dan calon ibu agar mampu mengimplementasikan apa yang telah disampaikan para pemateri pada seminar ini. Dan tentunya agar mampu memberikan yang terbaik bagi bayi, dan anak-anak mereka. Selain mencegah stunting masyarakat Desa Cijeruk diingatkan kembali mengenai bahaya riba yang marak di kalangan masyarakat dan tetap hati-hati karena riba itu ngeRI-BAnget!!" Ungkapnya.

kelompok 11 KKN-T FAIPG UNIDA/Dokpri
kelompok 11 KKN-T FAIPG UNIDA/Dokpri

Dr. Wiworo Retnadi Rias Hayu M.Pd selaku pemateri I pada Seminar Pencegahan Stunting Pra Sekolah dan Pencegahan Bahaya Riba sekaligus Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) dalam pemaparannya menyatakan bahwa: " Pemenuhan kebutuhan gizi bagi anak itu sangat penting dilakukan mulai dari umur 0-6 bulan oleh orang tua terutama bagi para ibu, guna mencegah gejala stunting pada bayi. Stunting terjadi sejak dalam kandungan dan akan nampak saat anak berusia 2 tahun. Adapun dampak dari stunting yaitu anak mudah sakit, kemampuan kognitif berkurang, saat tua berisiko terkena penyakit berhubungan dengan pola makan, fungsi-fungsi tubuh tidak seimbang, mengakibatkan kerugian ekonomi,dan postur tubuh tidak maksimal saat dewasa." Ungkapnya.

Aditiya Ramadhan selaku PDD sekaligus menjadi pemateri II pada seminar ini dalam pemaparannya  menyatakan bahwa : "Mungkin kita semua sudah sering mendengar kata riba, Namun banyak dari masyarakat belum mengetahui tentang riba itu sendiri dan apa saja bahaya dari riba. Selain di larang dalam Al-Qur'an, riba juga sangat merugikan. Riba dapat menimbulkan permusuhan, selain itu pasti akan ada pihak yang di dzolimi dan dapat menimbulkan sifat pemalas karena berfikir tidak perlu bekerja keras hanya diam saja seiring waktu bertambah bunga yang termasuk riba pun bertambah." Ungkapnya.

Kelompok 11 KKN-T FAIPG UNIDA foto bersama DPL ibu Dr. Wiworo Retnadi Rias Hayu M.Pd /Dokpri
Kelompok 11 KKN-T FAIPG UNIDA foto bersama DPL ibu Dr. Wiworo Retnadi Rias Hayu M.Pd /Dokpri

Penulis : Kelompok 11 KKN-T FAIPG UNIDA

DPL : Dr. Wiworo Retnadi Rias Hayu M.Pd

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun