Mohon tunggu...
Arif Swa
Arif Swa Mohon Tunggu... Insinyur - Product Management

Product and Innovation Management @ Indonesian Telecom Operator, senang belajar tentang kehidupan, marketing dan inovasi di https://kopicoklat.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Hancurnya Akuarium di Tepi Jalan

9 Mei 2023   15:48 Diperbarui: 10 Mei 2023   14:43 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Masih pagi, warung kopi baru saja buka. Dari luar, tampak bagian dalam warung kopi dari sela kaca yang bertuliskan nama tempat itu. Beberapa baris meja dan kursi yang masih kosong, diterangi sebaris lampu hias, cahayanya berwarna putih kekuninggan berpendar ke segala arah. Musik pagi mulai terdengar membangkitkan suasana hati. Dua orang tampak sudah sibuk di balik meja counter layanan. Entah apa yang mereka kerjakan.

Sejenak kemudian, pintu depan dibuka dari luar. Seseorang masuk dengan pelan-pelan. Pakaiannya sederhana, tas ransel lusuh di punggungnya. Topi yang tampak sudah lepas jahitannya di sana-sini, melindungi bagian kepalanya dari panas terik Jakarta. Tangan kanannya memegang erat tumpukan koran dan majalah, barang dagangannya. Maju ragu-ragu, langkahnya tampak terasa berat, mendekati counter layanan dekat mesin kasir.

Lalu, terdengar suaranya menyapa barista di seberang, "Mas, ada lowongan pekerjaan? Emm..... ini untuk anak saya. Dia lulusan SMA, tapi masih nganggur. Sekarang kerjaannya cuma main aja... sama main hape".

Selanjutnya terdengar beberapa baris dialog antaranya dan barista yang berbagi pengalaman mengikuti pelatihan menyeduh kopi dan menjadi karyawan di tempat itu. Sang barista tampak sabar menjelaskan semuanya dan sempat mengarahkan tangan ke arah jalan, "...mungkin ada lowongan di seberang jalan, pak".

Gurat dan lekuk di wajah bapak penjual koran tidak mampu menahan semangatnya. Seperti akuarium di pinggir jalan, yang mampu membatasi gerak ikan tapi tidak mampu menahan keindahannya, menumbuhkan kekaguman di hati dan pikiran orang-orang yang melintas.

Anaknya itu, seharusnya melihat ini baik-baik, dan menghancurkan akuariumnya sendiri, lalu membebaskan semangat, imajinasi, keringat, darah dan karyanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun