Mohon tunggu...
Arif Swa
Arif Swa Mohon Tunggu... Insinyur - Product Management

Product and Innovation Management @ Indonesian Telecom Operator, senang belajar tentang kehidupan, marketing dan inovasi di https://kopicoklat.com

Selanjutnya

Tutup

Money

Keistimewaan Kucing dalam Bisnis: A Tribute to Thomas Edison

11 Februari 2011   05:15 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:42 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seekor kucing mampu mencapai tempat-tempat yang tinggi. Semua tahu kalau kucing mampu melakukannya, karena anatomi kucing memungkinkannya untuk melompat tinggi. Tetapi yang lebih penting adalah kucing selalu siap jatuh, siap terjun bebas. Siap gagal saat melakukan lompatan, tetapi untuk kemudian selalu siap untuk mencoba melompat lagi.

Hari ini, 11 Februari 2011, Thomas Alva Edison berulang tahun yang ke-164. Posting dalam studi kasus pemasaran kali ini didedikasikan untuk Thomas Edison. Google pun hari ini menghormati Thomas Edison dengan gambar khusus untuk logo di search engine-nya. Thomas Alva Edison yang lahir 11 Februari 1847 merupakan tokoh inventor yang penting. Banyak yang mengenalnya karena penemuannya yang paling populer: bola lampu. Tetapi sebenarnya beliau memegang rekor 1.093 paten penemuan di Amerika atas namanya. Banyak paten juga dia catatkan di Inggris, Perancis dan Jerman. Seorang inventor sekaligus pengusaha yang sangat produktif.

Tetapi yang lebih penting adalah bagaimana dia menghargai kegagalan, dan belajar dari kegagalan tersebut. Sebuah determinasi yang sesuai dengan analogi kucing di atas. Hal tersebut digambarkan dalam kutipan Napoleon Hill, “Edison gagal 10.000 kali sebelum menghasilkan bola lampu listrik”. Walaupun dari sisi yang lain, gaya penemuan Edison dianggap tidak efisien.

Pada tahun 2011 ini, Apple diperkirakan akan mampu menyalip Exxon Mobil dalam nilai kapitalisasi pasar. Pada awal bulan Januari 2011 kapitalisasi pasar Apple sebesar $ 302.5 milyar, sedangkan Exxon mencapai $ 375.9 milyar. Walaupun dengan pergerakan harga minyak yang terus menanjak akhir-akhir ini bisa membuyarkan prediksi tersebut. Tetapi apa yang menyebabkan Apple punya nilai sedemikian besar dan kuat? Dari sisi penjualan, pada kuartal keempat tahun 2010, Apple berhasil menjual 3,89 juta komputer Mac, 14,1 juta iPhone, 9,05 juta iPod,dan  4,19 juta iPad. Ketiganya memang merupakan inovasi Apple yang jadi motor penggerak kinerja. Inovasi seakan lekat dengan Apple. Inovasi produknya menjadi standar pada tiap industri. Pada waktu yang tidak lama setelah peluncuran produk-produk inovasinya, hampir dipastikan akan banyak pengikutnya. iPad yang merupakan kategori tablet PC inovasi dari Apple, langsung ditantang banyak pabrikan, seperti Samsung, Dell, Fujitsu yang banyak mengusung sistem operasi Google Android. Bahkan RIM, produsen Blackberry juga ikut meluncurkan Playbook.

Inovasi memang menjadi salah satu keunggulan kompetitif berkelanjutan yang sangat penting. Seperti yang dicontohkan oleh Apple. Walaupun banyak pengikut pada setiap inovasi produknya, tetapi Apple mampu bertahan menjadi yang terdepan di setiap kategori produk andalannya. Tetapi cerita Apple juga tidak lepas dari kegagalan. Beberapa produk invoasinya yang dinilai gagal antara lain: Apple “puck” mouse, G4 Cube, iPod HiFi, Fire Wire, dan lain-lain.

Untuk membangun budaya inovasi, salah satu landasan yang penting adalah bagaimana menghargai sebuah kegagalan. Teresa Amabile dalam tulisannya “How To Kill Creativity” dalam Harvard Business Review, September 1998 mengungkapkan pentingnya menghargai kegagalan dalam proses inovasi dalam menumbuhkan motivasi dan kreativitas. Proses ini penting bagi organisasi untuk terus mampu belajar.

Jadi, dalam lingkungan yang hiper-kompetitif, maka untuk mencapai bisnis yang berkelanjutan diperlukan keunggulan kompetitif yang mampu beradaptasi dengan lingkungan bisnis yang terus berubah. Di situlah pentingnya inovasi. Dan keisitimewaan mentalitas kucing dalam menghargai kegagalan dan terus mengambil resiko untuk mencoba menjadi salah satu komponen penting.

Bagaimana pendapat Anda? Mau berbagi cerita tentang inovasi? Please share with us @http://kopicoklat.com dan bersama belajar marketing melalui studi kasus marketing atau studi kasus pemasaran Indonesia dan internasional.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun