Mohon tunggu...
Arif Suyo
Arif Suyo Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Tak Ada Manusia Yang Dapat Memenjarakan Fikiran

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Membuat Tahu Sampai Jadi Kakek Hingga Benar-benar Jadi Tahu

7 Februari 2016   15:14 Diperbarui: 8 Februari 2016   08:03 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Berawal dari rasa ingin mencoba hal-hal baru, akhirnya saya belajar bikin Tahu, sampai benar-benar jadi Tahu. Dari yang hanya melihat-lihat doang, akhirnya saya ikutan juga ngambil peran jadi tukang bikin tahu. Di salah satu daerah produsen tahu di Desa Puyung, Kecamatan Jonggat, Kabupaten Lombok Tengah. Ada salah seorang pengusaha Tahu tradisional.

Namanya pak Mansur. Sebenarnya bukan orang (kerabat) jauh sih, soalnya keponakan saya yang diambil jadi istrinya. Akhirnya dia manggil saya Paman. Hwaa haha,,, saya dipanggil paman ?. dia kan lebih tua. Yang lebih parahnya lagi, dia sudah memiliki anak laki-laki yang baru berumur 5 tahun. Jadi akhirnya saya juga dipanggil “Kakek”. Whaaat ?. saya masih 24 tahun dipanggil kakek ?. hadeeeh,,, untungnya ada tambahannya,, “Kakek Muda” (Papuq Bajang dalam Bahasa Sasak). Yasudahlah, yang penting saya jadi tahu cara bikin Tahu.

Di situ juga akhirnya saya tahu cara pembuatan Tahu. Pertama-tama harus milih tahu, eh salah. Maksudnya milih kedelai (kwalitasnya). Kemudian direndam dalam air (ya iyalah dalam air, masa dalam tanah), direndam selama waktu tetrentu. Saya tidak tahu pastinya karena waktu saya tiba disana (kira kira Jam 11 pagi) kedelainya sudah direndam dalam bak dan sudah mengembang. Tapi katanya sih direndam dari jam 4 pagi. (bisa dihitung kan ?).

Kemudian saya ambil bagian menggiling Kedelai. Dengan menggunakan Penggiling yang sudah agak canggih, dengan dicampur dengan air secukupnya, akhirnya terciptalah ? ,,,, Bukan Tahu, tapi kedelai halus. Selanjutnya, Kedelai halus tersebut dituang ke dalam wajan berdiameter 2 (dua) meter yang sudah terisi air hangat (air panas juga bisa, biar cepat mendidih) kira-kira 3 liter. Sambil direbus sampai mendidih.

Nah, pada momen inilah saya dapet satu pelajaran, ketika hampir mendidih dan busa dari calon tahunya meluap keluar dari wajan. Saya yang sedang mengaduk seketika terkejut melihat calon tahunya meluap. Sepertinya dia ingin meloncat keluar seperti lahar gunung berapi yang sedang meletus. Melihat kejadian itu, keponakan saya alias pak Mansur dengan sigap mengambil segayung air dingin dan menyiramkannya ke dalam wajan berisi calon tahu tersebut. Akhirnya gunung Kedelai halus cair yang belum sepenuhnya mendidih itu tidak jadi meletus.

Setelah Mendidih, kedelai halus cair dan mendidih tersebut dituang ke dalam bak penampung yang sudah dilengkapi dengan penyaring halus untuk memisahkan sari kedelai dengan ampasnya. Setelah sampai di situ, proses pembuatan tahu hampir selesai. Malahan prosesnya terbagi menjadi 2 (dua ) jalur. Yaitu pengolahan ampas dan pembuatan Tahu. Namun saya kan tidak pernah mengatakan ini proses pengolahan ampas Tahu, Saya hanya mengatakan inilah proses pembuatan Tahu. Bener kan ?

Karena ampas tahu bisa dijadikan sebagai salah satu pakan ternak yang paling ampuh untuk membuat ternak menjadi tambah berisi dan tambah sehat. Meskipun saya tahu bahwa pengolahan ampas tahu sudah merambah kepada bisnis yang sangat menjanjikan dan menguntungkan. Meskipun saya tahu bahwa di luar sana sudah banyak munculnya Sindikat Ampas Tahu yang dilakukan oleh orang orang yang mengambil keuntungan dari membeli ampas tahu langsung dari Pembuat Tahu dan kemudian melakukan tindakan yang tidak senonoh terhadap ampas tahu sebelum dijual kepada yang membutuhkan. Hiiiii...

Lanjut ke tahap pencetakan. Setelah sari kedelai disaring, kemudian dituang ke dalam cetakan yang sudah dilengkapi dengan saringan yang berguna untuk membuang air yang berlebihan (karena terlalu banyak air dalam tahu bisa bikin tahunya cepat rusak). Setelah kira-kira 15 (Lima Belas) menit, cetakannya dibuka dan Tahunya bisa di tiriskan. Sebenarnya sampai tahap ini Tahunya sudah bisa dikatakan sebagai Tahu dan bisa dimakan. Tapi untuk menghasilkan Tahu yang lebih enak dan lebih baik, sebaiknya direbus dulu dalam air hangat yang sudah matang (maksudnya air yang sudah mendidih tapi sudah menjadi hangat kembali).

Panjang juga ya prosesnya?. Dari jam 4 pagi sampai dengan jam 4 sore hanya dengan istirahat, shalat dan makan beberapa kali. “Terasa melelahkan, tapi itulah pekerjaan, tidak ada pekerjaan yang tidak bikin capek dan lelah, orang yang nganggur aja bosen” begitulah pepatah yang dikatakan pak Mansur.
Akhirnya saya dapet juga pengalaman baru, itung-itung buat ngisi waktu sebelum menghadapi Ujian Skripsi. Mudah mudahan aja ada kaitannya antara proses pembuatan Tahu dengan Hukum Pidana.

Hwaaa,, ha ha,,, Salam Lemper,,, eh salah. Maksudnya Salam Super

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun