Sekolah sampai saat ini masih menjadi primadona dan pilihan orangtua. Meski kini sudah banyak muncul lembaga pendidikan alternatif baik berbasis agama maupun dengan desain kurikulum mandiri, peminat sekolah justru terus meningkat.
Preferensi orangtua menyekolahkan anaknya hari ini tentu berbeda dengan 10 tahun yang lalu. Teknologi turut mempengaruhi pilihan mereka menyekolahkan anaknya.
Kemudahan teknologi itu makin mengurangi intensitas komunikasi, dialog, diskusi dan Interaksi antara orangtua dengan guru atau pun lingkungan sekolah. Dahulu, seorang murid dan orangtua yang menginginkan sekolah, tahu betul bagaimana keadaan sekolahnya, gurunya hingga lingkungan di sekitarnya. Mereka sudah keliling mencari info dari masyarakat, bahkan tidak jarang mereka mengelilingi lintas daerah untuk mancari pendidikan terbaik untuk anaknya. Sistem inilah yang dikenal di Taman Siswa sebagai sistem "paguron".
Kini sistem " paguron" pelan-pelan bergeser menjadi sistem PSB, penerimaan siswa baru. Â Guru itu ya di sekolah. Murid tak perlu mancari, murid tak perlu memilah atau bahkan murid atau calon orangtua murid dianggap belum kenal pun tak masalah.
Mereka saling memahami melalui kontrak perjanjian wali murid. Hubungan mereka pun saling diikat dengan aturan yang kaku, tanpa kompromi. Hubungan guru dan murid turut bergeser.Â
Budaya BersihÂ
Sekolah itu ruang pendidikan. Tempat nilai-nilai ditanamkan kepada anak didik. Di sekolah pula kita mendapati aturan, kesepakatan dan norma.
Salah satu nilai yang ditanamkan di sekolah adalah kepedulian. Tanpa kepedulian warga sekolah, tidak akan mungkin kebersihan sekolah akan terjaga. Sebaliknya, dengan kepedulian, maka warga sekolah akan turut peduli menjaga kebersihan sekolahnya.
Kebersihan sekolah merupakan brand tersendiri dalam "marketing sekolah". Sekolah yang bersih mencerminkan warga sekolah yang peduli, serta menjaga lingkungan sekolahnya. Sebaliknya sekolah kotor mencerminkan keacuhan dan ketidakpedulian warga sekolah terhadap lingkungan belajarnya.
Lingkungan yang bersih, nyaman dan aman akan membuat anak betah belajar, serta membuat calon siswa baru terpikat atau jatuh cinta pada pandangan pertama.
Zaman sudah berubah, paradigma masyarakat pun turut berubah. Sekolah yang  abai terhadap kebersihan dan tempat yang nyaman buat belajar, sudah tentu akan ditinggalkan masyarakat.