Mohon tunggu...
Arif Yudistira
Arif Yudistira Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

Suka Ngopi, dan jalan-jalan heppy.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pekerjaan Rumah Perguruan Tinggi Kita

28 Mei 2024   13:24 Diperbarui: 28 Mei 2024   13:43 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pekerjaan rumah perguruan tinggi kita saat ini semakin kompleks. Selain dihadapkan pada tantangan modal (urusan keuangan), mereka juga dibebani oleh prospek lulusan. Apakah kualitas lulusan perguruan tinggi kita cukup baik? pertanyaan ini tidak bisa langsung dijawab ya atau tidak.

Perguruan tinggi kita bisa dilihat baik atau tidak setidaknya dari dua aspek, pertama prospek lulusan, kedua angka pengangguran. perguruan tinggi kita sering dikritik habis saat para lulusannya lebih banyak yang menganggur. Sementara para wiraswasta, pengusaha dan juga aneka sikap mental yang telah dilahirkan oleh perguruan tinggi tidak masuk hitungan kalkulatif pemerintah soal kualitas lulusan.

Pendidikan moralitas di perguruan tinggi sering dianggap kurang penting, sekunder dan bukan hal pokok. Perguruan tinggi sering dianggap mentereng saat ia mampu menghasilkan lulusan yang tidak nganggur, bekerja sesuai skill dan mampu mengharumkan nama kampus. Ukuran kuantitatif ini sering membuat kita tertipu tentang bagaimana mengelola perguruan tinggi untuk berorientasi kepada hal yang holistik berkaitan dengan kualitas lulusan.

Manusia Masa Depan

Di tengah isu kenaikan UKT yang ugal-ugalan, ada banyak pekerjaan rumah yang musti diperbaiki oleh perguruan tinggi. Saya membaca Perguruan Taman Siswa yang kini masih bisa kita lihat peninggalan kampusnya yakni Universitas Sarjana Wiyata. Meski saya tahu iklan penerimaan mahasiswa baru sudah cukup kekinian dan ikut-ikutan dengan perguruan tinggi swasta lain, taman siswa saya lihat masih memiliki desain profil mahasiswa lulusan dengan aneka doktrin dan pemahaman tentang "Wong Taman Siswa". Lulusan Perguruan Tinggi Taman Siswa (UST) diharapkan mampu menjadi profil yang memiliki karakter kuat, budi pekerti luhur dan mentalitet manusia merdeka.

Apa yang telah dilahirkan oleh perguruan Taman Siswa bisa menjadi pelajaran berharga bagi perguruan tinggi Indonesia untuk mendesain profil lulusan yang memiliki mentalitet kuat, mandiri dan juga berbudi pekerti luhur. Tiga karakter ini menjadi kunci untuk membentuk manusia masa depan.

Manusia masa depan tidak hanya dituntut untuk menguasai skill atau keahlian tertentu semata, tetapi juga dituntut untuk memiliki displin moral tinggi, kemampuan komunikasi dan juga pribadi yang mandiri yang mampu menghadapi tantangan zaman yang kian kompleks.

Produktif

Sumber : Pixabay 
Sumber : Pixabay 

Perguruan Tinggi kita juga memiliki iklim kerja yang kurang produktif. Bagaimana mungkin dalam setahun para dosen dengan kualifikasi akademik yang cukup bagus tetapi tidak mampu menerbitkan karyanya di jurnal internasional bereputasi. Dosen di perguruan tinggi kita saat ini masih seperti sapi perah. Mereka dituntut memproduksi karya dengan membabi buta tetapi tidak ditilik dari sisi kontribusi karyanya. Padahal ketika produktifitas ini sejajar dengan kontribusi, maka banyak masalah yang bisa diselesaikan oleh perguruan tinggi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun