Menulis itu adalah etos. Kompasiana menyediakan ruang yang cukup longgar dan memberi satu ruang untuk saling merespon, mengapresiasi dan menghargai tulisan. Keyakinan seorang penulis bahwa tulisannya akan dibaca adalah keyakinan yang penting. Saya begitu pula penulis lainnya di media apapun yakin dan meyakini bahwa tulisan mereka akan dibaca. Di Kompasiana, tulisan akan dibaca, diapresiasi dan direspon.
Di era media sosial yang kini mendominasi, menulis adalah aktivitas yang positif. Dengan menulis, kita tidak hanyut dalam arus media sosial yang sering jatuh pada arus informasi yang tidak jelas bahkan hoax. Menulis, menjadi alternatif kegiatan yang mampu menjadi gerakan sekaligus terapi.Â
Jatuhnya media-media cetak menuntut publik untuk menciptakan alternatif dan ruang baru untuk mempertemukan penulis dan pembaca. Media cetak yang terus berjatuhan menuntut penulis untuk mencari ruang yang bisa menjadi titik temu tulisannya dengan pembaca. Disanalah Kompasiana menjadi ruang untuk menjaga dan merawat etos, sikap dan suara penulis dengan pembaca.
Sebagai penulis yang menekuni isu pendidikan, anak dan politik, saya berharap tulisan-tulisan saya seperti ribuan penulis lainnya dibaca pembaca.  Saya berharap apa yang saya tulis membawa riak-riak kecil perubahan, meski waktunya lama, dan tidak tahu seberapa  besar perubahan yang diciptakan dari tulisan yang kita tulis.
Sampai kapan Kompasiana akan bertahan? Saya yakin, dengan terus merawat ruang pertemuan penulis, pembaca, Kompasiana akan terus bertahuan di ruang digital, memberi warna positif dan arus positif dalam kompleksitas media daring maupun cetak. 15 tahun adalah usia muda, masih panjang waktu untuk bergerak dan memupuk harapan dan cita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H