Mohon tunggu...
Arif Susanto
Arif Susanto Mohon Tunggu... Relawan - Impact Maker Indonesia

Impact before Success. Menciptakan impact artinya meniti tangga menuju puncak-puncak kesuksesan. Pemahaman dan konsep ini perlu dipahami lebih banyak orang sebagai bentuk cita-cita dan rencana hidup yang bertumbuh.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bumiputera: Identitas Kolektif yang Terlupakan

4 Desember 2014   16:56 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:04 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="" align="aligncenter" width="320" caption="www.tribunnews.com"][/caption]

Pada masa perjuangan kemerdekaan, kata Bumiputera digunakan untuk menyebut penduduk asli atau pribumi Indonesia. Bumiputera bersal dari bahasa sansekerta Bhumiputera yang berarti putra bumi. Kata ini kemudian digunakan sebagai identitas kolektif untuk penduduk asli di Nusantara. Kata Bumiputera menjadi identitas perjuangan karena memiliki cita rasa yang lebih terhormat daripada sebutan Pribumi yang disematkan penjajah saat itu. Maka Bumiputera adalah identitas kolektif yang merepresentasikan kesamaan visi, tujuan dan perjuangan: Memerdekaan Indonesia dengan segala cita-citanya.

Kini kata Bumiputera terasa asing di telinga kita, kecuali nama salah satu perusahan asuransi. Sangat jarang cendkiawan atau media massa hari ini menggunakan kata Bumiputera. Seolah ada pesan besar bahwa penduduk asli Bumiputera yang telah berjuang mengorbankan harta, keringat, darah, air mata bahkan nyawa bagi berdirinya Negara Bangsa bernama Indonesia, kini tidak dianggap penting lagi. Bumiputera dilupakan seolah tidak memiliki saham apapun pada berdirinya bangsa ini sehingga penguasa leluasa untuk melayani dan menyenangkan hati Asing dan Aseng yang kini kian mengangkangi negeri ini.

Kata Bumiputera seolah dihapus dari ingatan anak-anak Indonesia agar mereka melupakan bahwa didalam darah mereka mengalir darah pejuang-pejuang yang telah mengorbankan segalanya untuk Kemerdekaan Indonesia. Bahwa mereka  adalah “tumpah darah” Indonesia yang disebut dalam Pembukaan Undang-Undang Dasara Tahun 1945 dimana cita-cita utama bangsa Indonesia adalah melindungi tumpah darah Indonesia.

Maka ketika kata Bumiputera perlahan lenyap dari kesadaran kita putra-putri Indonesia, kita tidak memiliki kebanggan dan dedikasi lagi terhadap Bangsa Indonesia. Kita menjadi tidak peduli ketika Bumiputera sebagai pemilik utama negeri ini, kini dimarginalkan oleh penguasa karena mereka sibuk melayani dan menyenangkan hati majikan Asing dan Aseng mereka sembari mengeksploitasi dan terus merampas hak-hak Bumiputera.

Maka ketika kata Bumiputera sirna dari keseharian kita, kita lupa bahwa kita adalah Bumiputera yang memiliki hak terbesar atas segala yang ada Tanah Air Indonesia sebagaimana konstitusi kita mengaturnya. Dan kitapun lupa memastikan Pemerintah, Penguasa dan seluruh aparatur Negara menunaikan kewajiban tersebut. Kita juga menjadi lupa menuntut hak kita Bumiputera ketika penguasa lebih memperioritaskan melayani majikan Asing dan Aseng mereka. Kita  juga lupa melawan ketika hak kita dirampas oleh Asing dan Aseng yang berkolaborasi dengan Penguasa dan Pengusaha hitam demi kepentingan kapitalistik mereka.

Kesadaran dan identitas kolektif kita sebagai Bumiputera harus segera dikembalikan agar kita sadar dan paham bahwa kita penduduk Aseli Indonesia adalah Bumiputera yang telah memperjuangkan Kemerdekaan Indonesia dengan darah dan pengorbanan terbaik kita. Kita Bumiputera adalah alasan dan cita-cita utama Negara Kesatuan Republik Indonesia yang kita cintai ini didirikan. Karenanya kita berhak dan Pemerintah wajib melayani seluruh Bumiputera tanpa terkecuali sebagaimana amanat Konstitusi kita.

Bumiputera juga adalah pihak yang paling berkepentingan dan bertanggung jawab atas kedaulatan, ketahanan dan keutuhan NKRI. Bumiputera yang telah mendirikan Negara ini, maka Bumiputera paling bertanggung jawab memastikan NKRI tetap utuh. Maka kesadaran dasar kita para Bumiputera adalah Nasionalisme, Dedikasi, dan Patriotisme untuk Indonesia Raya yang kita cintai. Saudara kita adalah sesama Bumiputera yang peduli dan membela Kepentingan Nasional Bangsa Indonesia. Dan Musuh kita adalah siapapun, baik Pribumi ataupun Asing, yang mengganggu Kepentingan Nasional Rakyat dan Bangsa Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun