Menggali Sebutir MaknaÂ
KATA SAMBUTAN
Prof. Dr. Ir. H. Ari Purbayanto, M.Sc.
Atdikbud KBRI Kuala Lumpur
Assalamu'alaikuum Wr.Wb.
Guru tidak hanya bertugas untuk mentransferkan ilmu, tapi selayaknya juga dapat meninggalkan rekam jejak berupa buku. Semakin banyak guru menghasilkan karya buku, maka akan semakin maju dunia pendidikan Indonesia. Maka dari itu, dibutuhkan guru-guru muda yang bersemangat untuk menulis.
Semangat menulis inilah yang akan menghasilkan output berupa buku-buku yang akan dirujuk oleh masyarakat di masa mendatang. Masyarakat akan disuguhkan pemikiran-pemikiran dan pengalaman-pengalaman dari guru tentang dunia pendidikan. Tidak hanya itu, yang menjadi tujuan utama adalah mengantarkan masyarakat Indonesia menjadi negara yang berbudaya literer, yaitu sinkron nya budaya membaca dan budaya menulis.
Budaya literer itulah yang menjadi syarat utama untuk menjadikan sebuah bangsa menjadi maju. Kita bisa menulis dari hal-hal kecil terlebih dulu, salah satunya dengan menuliskan catatan harian. Catatan harian merupakan wadah yang tepat untuk mengasah kemampuan menulis. Catatan harian inilah yang menjadikan pijakan untuk menulis kisah-kisah pribadi yang menarik, terutama bagi seorang guru yang pasti mengalami kisah seru dan haru ketika berinteraksi dengan peserta didik.
Buku "Menggali Sebutir Makna: Catatan Harian Guru Ladang Sawit Sabah-Malaysia" ini menjadi bukti bahwa sesibuk apapun menjadi seorang guru, masih ada waktu untuk menulis. Terutama menulis tentang pengalaman pribadi melalu catatan harian. Saya selaku Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Kuala Lumpur mengucapkan selamat atas terbitnya buku ini.
Kepada Cikgu Arif Saefudin, yang telah dengan tekun menyusun buku catatan harian ini saya sampaikan penghargaan. Jerih payah dan kerja keras saudara adalah bagian dari upaya untuk mengobarkan budaya literer bagi dunia pendidikan. Saya berharap buku ini menjadi pemantik dan inspirasi bagi guru-guru yang lainnya agar dapat memulai menulis dan menerbitkannya untuk mencerahkan masyarakat.
Selamat membaca.