Era digital yang semakin maju turut dirasakan di dunia pendidikan. Hal ini ditandai dengan perkembangan teknologi yang begitu pesat memberikan berbagai dampak kepada penggunanya, tak terkecuali teknologi gawai. Dalam dunia pendidikan, gawai seringkali dimanfaatkan oleh pendidik sebagai sarana pembelajaran, baik di dalam maupun di luar kelas. Tahukah Anda? Saat ini peserta didik sudah diizinkan membawa gawai ke sekolah. Fakta mengejutkan bahwa banyak sekali peserta didik yang kehilangan gawainya di sekolah. Tentu hal ini menjadi kekhawatiran tersendiri bagi sebagian orang tua, terlebih harga gawai yang dimiliki para peserta didik tergolong mahal.
Berdasarkan pengalaman penulis ketika melaksanakan program magang di salah satu sekolah menengah pertama, seringkali menjumpai sistem kemanan yang kurang efektif dalam menjaga gawai peserta didik. Sistem tersebut dapat saya jelaskan sebagai berikut.
Pada pagi hari, pukul 07.00 atau saat dimulainya pembelajaran pertama, pendidik akan meminta ketua kelas mengumpulkan gawai milik teman-temannya ke ruang tata usaha. Dalam proses pengumpulan, peserta didik tidak melakukan presensi bahwa mereka telah mengumpulkan gawainya. Alhasil seluruh peserta didik mengumpulkan gawai secara cuma-cuma tanpa melakukan presensi pengumpulan atau penandaan. Setelah gawai terkumpul menjadi satu dalam wadah, ketua kelas hanya menghitung jumlah gawai yang terkumpul saja, tanpa melakukan pengecekan ulang. Setelah dirasa lengkap, ketua kelas membawa gawai ke ruang tata usaha untuk dikumpulkan di suatu loker yang sudah dibekali kunci. Kunci tersebut kemudian diberikan ke tenaga kependidikan yang bertanggung jawab.
Mungkin tidak ada keanehan dalam kebijakan pengumpulan gawai di atas. Akan tetapi, apabila ditelisik lebih lanjut akan ditemukan celah yang berisiko peserta didik untuk kehilangan gawainya. Hal ini tampak ketika pengumpulan gawai di ketua kelas. Setiap peserta didik tidak melakukan presensi pengumpulan gawai yang dapat dimonitor langsung oleh pendidik. Maka dari itu muncullah suatu permasalahan yang tampak ketika saya menjalankan program magang di suatu sekolah tersebut. Saat proses pengambilan gawai tepatnya (biasanya diambil apabila dibutuhkan ketika pembelajaran), banyak peserta didik mengeluhkan gawainya tiba-tiba menghilang. Setelah dilakukan proses pencarian, ternyata gawai dari peserta didik tersebut disembunyikan oleh temannya. Beginilah jadinya apabila ketika pengumpulan maupun pengambilan gawai tidak dibarengi dengan presensi atau istilah lain adalah check in dan check out. Ini sangat berisiko terjadinya kehilangan gawai peserta didik. Awalnya yang hanya dilakukan untuk bercanda/bermain-main saja, jikat terus-terusana akan mengakibatkan hal-hal yang tidak diinginkan. Maka dari itu, penulis dapat memberikan solusi dengan memanfaatkan laman pembuat aplikasi yaitu Glideapps.
Glideapps merupakan sebuah platform pembuatan aplikasi mobile berbasis website yang memiliki tujuan untuk mengembangkan aplikasi personal tanpa pengetahuan secara mendalam tentang programming maupun coding. Glideapps secara garis besar terintegrasi dengan Google Sheets sebagai database-nya. Hal ini memungkinkan kita sebagai developer atau pengembang dapat mengubah spreadsheet sesuai kebutuhan. Pendidik maupun tenaga kependidikan, dapat membuat aplikasi presensi di Glideapps. Presensi tersebut tentu dikhususkan bagi peserta didik yang mengumpulkan maupun mengambil gawainya. Pendidik dapat mendesain aplikasi presensi dengan memperhatikan tingkat keamanan, seperti setiap peserta didik  yang hanya dapat melakukan log in menggunakan surel. Kemudian dalam pendaftaran akun sudah dibekali nomor telepon. Tentu hal ini dapat meningkatkan keamanan proses pengumpulan maupun pengambilan gawai.
Dalam aplikasi yang dirancang, pendidik dapat mengatur presensi pengumpulan dan pengambilan. Ketika pengumpulan, peserta didik diminta mengisi data diri seperti nama, kelas, tanggal/jam pengumpulan, tipe gawai, lokasi, dan swafoto ketika pengumpulan. Setelah itu peserta didik dapat melakukan presensi. Setiap peserta didik yang sudah melakukan presensi pengumpulan, seluruh data yang dimasukkan akan dapat dimonitor secara realtime dalam database admin pendidik. Hal ini juga sama ketika presensi pengambilan. Langkah-langkah yang dilakukan peserta didik juga sama, seperti memasukkan nama, kelas, tanggal/jam pengambilan, tipe gawai, lokasi, dan swafoto.
Solusi tersebut, diharapkan mampu mencegah kehilangan gawai peserta didik di lingkungan pendidikan. Sebagai pendidik, tentu tidak ingin hal-hal tersebut terjadi kepada peserta didik. Maka dari itu, Anda dapat memanfaatkan Glideapps sebagai alat memonitor gawai peserta didik yang dikumpulkan selama kegiatan pembelajaran yang tidak memerlukan gawai. Dengan demikian, diharapkan Glideapps membantu dalam mencegah kehilangan gawai peserta didik di lingkungan sekolah.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H