Virus corona yang sudah mewabah di Indonesia lebih dari dua bulan memberikan dampak bagi masyarakat. Dampak negatif maupun positif selalu ada di kehidupan sekitar masyarakat.
Dampak negatif selalu di anggap merugikan bagi salah satu pihak, dalam hal ini adalah banyaknya masyarakat yang terpengaruh di bidang ekonomi dan sosial. Perekonomian pada pembahasan ini yang saya maksud adalah mulai dari penghasilan, kegiatan konsumsi, distribusi, maupun produksi. Kondisi tersebut memberikan pengaruh signifikan terhadap masyarakat di berbagai lapisan, yaitu masyarakat bawah, menengah, bahkan atas.
Maka, masyarakat terutama yang terdampak Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) pasti berpengaruh terhadap kegiatan ekonomi mereka. Hal tersebut mengakibatkan beberapa pemerintah daerah di Indonesia menganggarkan dana untuk bantuan warga yang terdampak Covid-19.Â
Sebenarnya bantuan untuk warga terdampak covid-19 untuk masyarakat yang memang membutuhkan bantuan. Bukan, masyarakat yang mampu tetapi meminta bantuan karena merasa terdampak covid-19. Kita sebagai manusia sebenarnya pernah mempunyai darah bertahan hidup.
Bertahan hidup pada zaman prasejarah, manusia mempunyai kemampuan untuk memenuhi kebutuhannya dengan berbagai cara. Mereka bekerja sama untuk bertahan hidup. Tidak mengemis minta bantuan kepada penguasa wilayah saat itu. Mereka hidup nomaden bersama keluarganya masing-masing.
Jadi, jika saat ini, masyarakat meminta bantuan semua, merasa tidak mampu, dan lebih mementingkan hak, saya berpendapat ini sebagai "krisis manusia".
Manusia dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia artinya makhluk yang berakal budi (mampu menguasai makhluk lain); insan; orang. Begitu tingginya definisi dari manusia. Bagaimana jika makhluk berakal budi tersebut berebut bantuan pemerintah?
Situasi krisis seperti ini kita secara individu harus segera merubah pola pikir. Pola pikir kita ubah dengan mengedepankan rasa nasionalisme, tenggang rasa, persatuan dan kesatuan, serta keadilan. Mulai untuk berbagi merupakan suatu solusi langsung yang dapat kita lakukan.
Selain itu, dengan mendahulukan tetangga yang kurang mampu, daripada kita yang mampu di data oleh RT RW setempat, dan kita mengaku bahwa kita terdampak covid-19 hingga kekurangan uang.
Bagi pedagang yang sudah stabil modalnya, bisa memberikan APD dengan harga terjangkau, hal itu pun akan memberikan iklan secara tidak langsung kepada pedagang tersebut.Â