Apa yang sebenarnya terjadi dengan negara Indonesia? Banyak remaja yang bertingkah seenaknya saja, dan tidak memikirkan dampak dari perbuatannya terhadap orang lain. Mereka sering ugal-ugalan di jalan raya, memacu kendaraannya dengan kecepatan penuh, dan tidak memikirkan resikonya. Balap liar yang dilakukan oleh para remaja akhir-akhir ini sangatlah menghawatirkan. Untuk dampaknya sendiri bisa berupa kecelakaan tunggal atau kecelakaan yang melibatkan orang tidak bersangkutan dalam balapan liar tersebut. Tentu tidak hanya merugikan diri sendiri, bahkan mereka juga merugikan pengendara jalan raya yang lainnya.
Aparat kepolisian seharusnya lebih aktif dalam menangani masalah ini. Seharusnya mereka menyebarkan anggotanya ke titik-titik jalan raya yang rentan terjadinya balap liar. Membuat penjagaan ketat di ruas-ruas jalan yang sering dilakukan balapan liar. Namun faktanya di negara kita aparatpun dapat disogok. Para remaja bisa menyogok aparat yang tidak bertanggung jawab agar bisa balapan.
Banyak jenis balapan yang ada di balap liar, seperti sprint, drag, circuit, street x, dan drift. Di Indonesia, yang sering dilakukan adalah jenis balapan drag. jenis balapan ini sangat mudah dan tidak memakan waktu yang lama, mereka cukup memacu kendaraannya di jalan yang lurus dengan jarak tertenu, dan siapa yang terlebih dahulu mencapai garis akhir dialah yang menang.
Balap liar juga sering dijadikan arena judi. Para pembalap akan bertaruh dengan sejumlah uang yang dikumpulkan ke seseorang yang mengadakan balapan, dan yang menang akan mendapatkan uangnya. Namun uang hasil balapan liar tidak sebanding dengan biaya penyembuhan atau perawatan rumah sakit akibat kecelakan dalam balapan liar tersebut.
Balapan liar ini sering terjadi kecelakaan sampai merenggut jiwa sang pembalap. Banyak yang meninggal akibat balapan liar, dan banyak pula yang cacat permanen akibat balapan liar. Sungguh ironi, mereka mati sia-sia akibat balapan yang tidak ada gunanya. Mereka merasa hebat saat memacu kendaraannya dengan kecepatan di atas 100Km/h. Bagi orang awam, kecepatan 100Km/h saja tidak akan bisa mengendalikan badan kendaraan, apalagi dengan kecepatan di atasnya. Kecuali mereka di latih seperti pembalap-pembalap profesional.
Mereka harus lebih sadar bahwa kendaraan yang mereka miliki itu tidak untuk dipakai balapan liar, melainkan hanya untuk berkendara agar memudahkan aktifitas sehari-hari. Dari pada dipakai untuk balapan liar, lebih baik dipakai untuk mencari uang atau bekerja seperti ngojeg dan sebagainya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H