Jadi apakah kelompok pertama ini layak dibantu? Kompas moral Anda yang menentukan.
Kedua, kelompok masyarakat yang punya akses untuk bisa bekerja, punya latar belakang pendidikan yang baik, namun memang memutuskan tidak bekerja, atau hidup dengan menggantungkan nasib dari orang lain. Alasan ini, bisa membuat mereka masuk dalam kategori yang terdampak secara ekonomi karena pandemi.
Karena tanpa adanya krisis pun, mereka tetap saja tidak menjadi bagian solusi dari ekonomi. Kita sudah belajar dari banyak orang yang punya keterbatasan, hidup dari sektor informal tapi bisa naik haji, menyekolahkan anaknya ke luar negeri, dan tetap bisa produktif sekalipun di tengah himpitan situasi. Semua itu bisa terjadi, karena ada upaya untuk bekerja dan tidak menyerah pada keadaan.
Jadi, apakah mereka yang enggan bekerja ini, kemudian layak dibantu? Kompas moral Anda yang menentukan.
Ketiga, kelompok masyarakat yang hidup dari sektor informal, namun secara finansial mumpuni. Sudah tidak terhitung berapa banyak berita yang kita terima, soal pemulung atau peminta-minta yang punya rumah dan kaya secara material. Penghasilan sebagai pemulung atau dari meminta-minta, menjadi pilihan, karena --tenyata, menjanjikan. Mereka bisa memperoleh hasil yang tidak kurang dari gaji pegawai kantoran, bahkan lebih.
Apakah kelompok ketiga ini layak dibantu? Kompas moral Anda yang menentukan.
Keempat, kelompok yang terdampak karena memang tidak memiliki tingkat pendidikan yang tinggi, tidak memiliki akses untuk memiliki pendidikan yang layak, hidup tanpa adanya sanak keluarga, atau perempuan yang ditinggal suami, orang cacat yang tidak bisa bekerja dan umumnya hidup dari sektor informal. Dan tidak sedikit dari mereka yang tinggal dibangunan yang semi permanen.
Apakah kelompok keempat ini layak dibantu? Kompas moral Saya mengatakan, YA..., inilah yang layak dibantu. Dan jumlah mereka ada banyak di luar sana, yang kadang tidak terlihat oleh kita karena status dan keluhannya nya yang tidak terpublikasi di sosial media.
Kelompok masyarakat ini, bahkan tak punya akses soal internet. Hidup marjinal di kota-kota, tidak sedikit pula di kawasan desa yang jauh di dalam. Yang harus makan nasi basi ketika uluran bantuan tak mencapai mereka.
Para donatur yang punya kelebihan, merekalah orang-orang yang menurut saya berada pada posisi atas untuk mendapatkan santunan.
Namun sekali lagi, kompas moral kita yang menentukan, siapa orang-orang yang dianggap pantas untuk dibantu ketika krisis terjadi. Jika bantuan diberikan pada kelompok yang benar, maka hipotesa Steven D Levitt dan Stephen J Dubner bisa kita patahkan, bahwa rumah sakit dan transportasi gratis (dalam hal ini donasi di situasi pandemi) adalah layak dan bisa dikonsumsi secara efisien, jika diterima oleh masyarakat yang memang tidak mampu memenuhinya di kondisi normal.