Mohon tunggu...
Arif Rahman
Arif Rahman Mohon Tunggu... Wiraswasta - instagram : @studywithariffamily

Bekerja untuk program Educational Life. Penelitian saya selama beberapa tahun terakhir berpusat pada teknologi dan bisnis skala kecil. Creator Inc (Bentang Pustaka) dan Make Your Story Matter (Gramedia Pustaka) adalah buku yang mengupas soal marketing dan karir di era sekarang.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

UN dan Menakar Rancangan Ideal Kurikulum Pendidikan di Indonesia

13 Desember 2019   10:43 Diperbarui: 13 Desember 2019   16:31 786
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebaliknya, tidak pada siswa yang tidak menyukai materi A, yang akhirnya merasa bosan. Kondisi ini sebenarnya bisa diminimalisasi dengan pendekatan konsep ajar ala Finlandia di atas, sehingga setiap siswa akan mendapatkan materi yang sesuai dengan minatnya, dan menjadi bekal yang tepat untuk mereka berkembang.

Asupan untuk siswa di Indonesia
Lalu seperti apa konsep ideal dari kurikulum pendidikan kita?

Cara Finlandia terbukti secara akademik mengangkat kualitas SDM-nya, menghindari negara tersebut dari ketertinggalan, kemerataan kesejahteraan, dan minimnya kasus korupsi. Namun di satu sisi, kecuali Nokia yang kini telah diakuisisi, maka relatif tidak banyak hal yang menonjol dari negara agraris kecil di Eropa ini.

Jepang dan Korea, menerapkan konsep yang dinilai mirip dengan Finlandia, namun melahirkan lebih banyak hasil nyata secara ekonomi saat ini.

Sebaliknya dengan sistem pendidikan di Amerika dan beberapa negara Eropa Barat, lebih mengedepankan apa yang sering dijadikan komedi satire, yakni Rat Race, upaya mati-matian mengejar American Dream dengan berlomba-lomba mencapai puncak.

Hal tersebut seolah menegaskan sistem kapitalisme yang tak membolehkan mereka berhenti bergerak. Kondisi ini tak melulu menciptakan kemerataan, tapi berbagai sumber kemajuan hingga hari ini, terutama soal inovasi dan hal-hal baru, lahir dari negara ini.

Lalu Indonesia memilih yang mana?

Pada dasarnya, setiap sistem dan desain pendidikan haruslah disesuaikan dengan kondisi masyarakat di suatu negara, karena tak semuanya bisa terpasang dengan baik. 

Apa yang kita miliki sekarang melalui K13 dan KKNI pada dasarnya sudah mewakili upaya perbaikan pendidikan dan pembangunan orang yang digagas pemerintah. Tinggal bagaimana menjadikan semua ini teraplikasi dengan baik. Salah satu caranya dengan membawa konsep-konsep pengembangan manusianya dituturkan dengan cara yang sederhana dan aplikatif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun