Mohon tunggu...
Arif Rahman
Arif Rahman Mohon Tunggu... Wiraswasta - instagram : @studywithariffamily

Bekerja untuk program Educational Life. Penelitian saya selama beberapa tahun terakhir berpusat pada teknologi dan bisnis skala kecil. Creator Inc (Bentang Pustaka) dan Make Your Story Matter (Gramedia Pustaka) adalah buku yang mengupas soal marketing dan karir di era sekarang.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Rammang-rammang, Pesona Karet Bak di Laman Jurrasic

9 November 2018   15:59 Diperbarui: 9 November 2018   17:51 430
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Matahari bersolek manja dengan cerianya, dan ini kabar baik untuk saya yang siang itu tengah menuju Rammang-Rammang, kawasan pegunungan Karst terbesar kedua dunia yang berada di Sulawesi Selatan.

Wajar, sebelumnya informasi dari sejumlah blogger bertestimoni sebaliknya, Rammang-rammang kerap hujan, dan ini membuat saya sedikit 'awas'. Walaupun memang, sempat disapa gerimis pada akhirnya, namun justru menambah decak kagum pada keindahan pesona kawasan ini.

Karst adalah gugusan tebing yang terbentuk oleh erosi bawah tanah batuan seperti batu Kapur dan Marmer yang larut dalam air. Dikenal sebagai hutan Batu dengan luas sekitar 45 ribu hektar yang menjadikannya yang terbesar setelah Karst di Yunnan, Cina. Dan ini yang menjadikan Rammang-Rammang sebagai target buruan utama untuk di kunjungi ketika memutuskan untuk pergi ke Sulawesi Selatan.

Dan benar saja, eksplorasi ini membawa kami seolah masuk ke era Jurasic, jaman purba ketika mahluk-mahluk raksasa hidup sebagaimana di gambarkan dalam film-film reka sejarah. Bagaimana tidak, untuk menuju kawasan pegunungannya, kita terlebih dulu menyusuri sungai panjang yang menghadirkan pemandangan kombinasi gugusan batu gamping yang menjulang dan rendah, dengan berbagai macam bentuk yang unik.

Foto Istimewa
Foto Istimewa
Selanjutnya, kita bisa menjelajah di persawahan yang asri, dimana kita bisa singgah di taman hutan batu kapur, Telaga Bidadari, Gua Bulu' Barakka', gua Telapak Tangan, gua Pasaung, Sungaio Pute dan Kampung Berua. Menurut catatan geologi, terdapat lebih ribuan gua di kawasan ini, dimana tidak sedikit diantaranya merupakan peninggalan jaman prasejarah.

Nama "Rammang-Rammang" sendiri berasal dari Bahasa Makassar, tempat wisata ini berasal dari kata rammang yang berarti "awan" atau "kabut". Jadi rammang-rammang berarti sekumpulan awan atau kabut.

Untuk berwisata ke kawasan ini, maka sebaiknya kita berangkat pagi, karena selain menyajikan pegunungan kapur yang keren, pemandangan sunrise juga tersaji dengan indahnya di Rammang-rammang. Kenakan sepatu atau sandal gunung agar leluasa saat trekking di sekitaran pegunungan batu kapur. Karena kawasannya belum tertata rapi, masih banyak trek kecil yang menantang untuk ditelusuri. Jangan lupa kenakan topi dan sunblock, karena cuaca ketika beranjak siang cukup panas. Namun di sana juga terdapat penyewaan topi caping ala petani dengan harga sewa sekitar Rp 5.000.

Menuju Rammang-Rammang

Untuk menuju tempat ini, "jangan tanya ke orang lokal," itulah petuah dari sejumlah bloger. Dan betul saja, ketika tiba di Makassar, tidak banyak masyarakat yang saya jumpai, tahu dimana Karst Rammang-Rammang. Tidak karyawan hotel maupun sejumlah sopir taksi online yang kami tanyakan. Hal yang sama, saya ketahui dari traveler lain yang kami jumpai di Rammang-Rammang, mereka pun tidak mendapati warga lokal yang tahu soal lokasi ini. Itu sebabnya, untuk menuju Rammang-Rammang, saya berpanduan dari cerita para traveler sebagai acuan. Dan rupanya, tidak sulit untuk menuju kawasan ini. 

Jika kita baru tiba dari Bandara Hasanudin, maka sebaiknya lebih dulu menjadikan Karst Rammang-Rammang sebagai tujuan awal, karena lokasinya lebih dekat dari Bandari daripada jika kita ke Kota Makassar. Untuk ke Makassar sendiri biayanya sebenarnya tidak mahal, terutama dari daerah Jawa atau Bali, kita bisa memesan tiket melalui Pegipegi dengan harga yang relatif tidak mahal. 

Foto Istimewa
Foto Istimewa
Nanti dari bandara atau dari kawasan Kota, ada banyak transportasi untuk menuju kesana, selain angkutan online dengan biaya kisaran 100an ribu rupiah, kita juga bisa menggunakan angkutan kota yang disana disebut pete-pete. Bianyanya bisa jauh lebih murah, saya sendiri menggunakan taksi online ketika itu. Carilah tujuan Maros tepatnya Desa Pangkep, tidak jauh dari palang besar bertulisan Semen Bosowa, kita akan jumpai jalan masuk ke Rammang-Rammang, jangan khawatir, ada petunjuk jalannya disana. Jika dari Makassarm butuh waktu kurang lebih 1-2 jam dari Kota Makassar, dan tentunya relatif lebih cepat dari Bandara. Pada dasarnya, Rammang-Rammang mudah dijangkau karena terletak hanya beberapa meter dari jalan raya lintas provinsi.

Saya memutuskan untuk menjelajah melalui Dermaga 2, dari titik awal ini, kita mendapatkan lebih banyak pemandangan yang bisa kita nikmati daripada Dermaga 1 yang memang lebih dekat dengan kawasan kaki pegunungan.  Dari Dermaga, kita bisa sewa topi untuk melindungi tubuh dari panas, dan tentu saja perahu, biayanya tergantung kepandaian kita tawar menawar, kisarannya antara Rp. 200-400 ribu rupiah. Satu perahu bisa diisi 4-6 orang, jadi bisa patungan dengan wisatawan lain jika kita sendiri atau hanya berdua. Saya sendiri akhirnya bergabung dengan traveler lain dari Jakarta yang saat itu tengah menikmati transit sebelum ke Toraja. 

Jika salah satu agenda khas tahun baru ialah mendaki gunung, maka kali ini tidak ada salahnya untuk menjadikan Pegunangan Karst sebagai salah satu Wisata Indonesia yang bisa kita jadikan alternatif unik untuk Libur Akhir Tahun atau Libur Tahun Baru.

Pegipegi Yuk, Jelajahi Indonesiamu!

  • Adventure

Foto Istimewa
Foto Istimewa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun